SEMARANG, KOMPAS.com - Kawasan Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang dikenal dengan sebutan Kampung Nelayan. Siapa sangka, salah satu kampung pesisir di daerah Semarang ini punya wisata unik yang berbeda dari yang lain.
Meski sering terjadi penurunan tanah dari permukaan air laut atau banjir air rob, Kelompok Pecinta Lingkungan Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun (KPL CEMARA) justru memanfaatkan keadaan tersebut sebagai peluang bisnis dan mengasah kreativitas.
Terlihat puluhan kapal nelayan bersauh di tepi laut. Hamparan laut tampak terbentang luas, beruntungnya, pasang air tak begitu tinggi sore itu.
Baca juga: Mengunjungi Toko Books, Kios Buku Impor Legendaris di Kota Semarang
Sebelum tiba di Mangrove EduPark Tambakrejo, pengunjung harus menyeberangi bentangan laut mengenakan perahu motor yang disediakan. Tidak butuh waktu lama, kira-kira hanya 5 menit untuk sampai di tempat wisata satu ini.
Koordinator Lapangan Mangrove EduPark Tambakrejo, Zayid, menuturkan, wisata yang dibangun sejak 2019 ini sengaja dibuat oleh KPL CEMARA sebagai sarana edukasi yang diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat warga Tambakrejo, RW. 04/ RW. XVI, Tanjung Mas, Semarang Utara, Kota Semarang.
Pasalnya, seluruh pengelolaan Mangrove EduPark Tambakrejo ini dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat sekitar.
“Semuanya mandiri, istilahnya kalau saya yang mengantar dan jadi tur guide wisatawan. Kita juga memberdayakan transportasi perahu masyarakat yang tidak sedang melaut,” tutur Zayid saat ditemui Kompas.com, Minggu (28/8/2022).
Lebih jelas Zayid menuturkan, hingga saat ini hanya ada 1 perahu investasi untuk wisata. Sehingga, pemberdayaan perahu nelayan itu dapat membantu kebutuhan wisata, pula dapat berbalik mengakomodasi perekonomian masyarakat.
Sesampainya di Mangrove EduPark, pengunjung bisa berkeliling di kawasan seluas kira-kira 2,5 hektare itu. Mereka bisa mengunjungi beberapa bagian, seperti Saung Rhizopora, Saung Avicennia, Pojok Ekspresi, hingga Suaka Burung.
Baca juga: Serunya Rayakan HUT Ke-77 RI Bersama Komunitas Sepatu Roda Semarang
Menariknya, wisatawan yang berkunjung hanya perlu membayar Rp 13.000 untuk menyeberang dari tepi laut menuju kawasan Mangrove EduPark. Lebih menarik lagi, pengunjung sudah mendapat satu pohon mangrove untuk ditanam.
“Mereka berwisata tidak sekedar wisata saja, bisa menanam mangrove, sekaligus saya akan mengenalkan pentingnya tanaman mangrove untuk mencegah abrasi,” jelas dia.
Meski belum dikenal banyak khalayak, tambah Zayid, KPL CAMAR selalu mengupayakan agar wisata edukasi ini bisa bermanfaat untuk mencegah kerusakan alam di kawasan Tambakrejo.
Tak heran, dirinya dan kawan-kawannya itu kerap menggencarkan aksi seperti pembersihan sampah laut dan sejenisnya.
Baca juga: Mengintip Serunya Djalan Rakyat, Camping di Tengah Kota, Warga Bebas Curhat
“Kalau wisatawan yang datang mungkin sekitar 10-15 orang per minggu. Beda lagi dengan akademisi yang sering mengadakan penanaman mangrove di sini,” ujar dia.
Sementara itu, Lurah Tanjung Mas, Sony Yudha Putra Pradana, mengatakan, adanya Mangrove EduPark Tambakrejo ini menjadi salah satu pionir kampung tematik di Kelurahan Tanjung Mas.
Dengan begitu dirinya berharap, pemberdayaan ekonomi dan pemerataan pembangunan di kawasan Tambakrejo bisa lebih baik seiring berjalannya waktu.
“Kelurahan Tanjung Mas itu ada Kota Lama, Tambaklorok, Beringharjo, Tambakrejo. Nah Mangrove EduPark ini sebagai pancingan agar masyarakat juga turut mengunjungi. Sehingga kedepannya, dapat memperkuat ekonomi masyarakat sekitar,” pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.