KOMPAS.com - Suku Sunda merupakan suku mayoritas yang mendiami wilayah Banten dan Jawa Barat.
Jumlah Suku Sunda menurut data SP BPS 2010 sebanyak 36.701.670 atau 15,5 persen dari seluruh jumlah penduduk Indonesia.
Suku Sunda merupakan populasi suku terbanyak ke dua di Indonesia.
Berikut ini asal-usul, ciri-ciri, dan tradisi suku Sunda
Sunda berasal dari bahasa Sansekerta, awalan Sund atau Sundsha memiliki arti putih, berkilau bersinar, dan terang.
Dalam bahasa Bali dan Jawa Kuno, Sunda berarti suci, tak tercela, murni, tak bernoda, atau bersih.
Suku Sunda berasal dari keturunan Austronesia (ras Mongolid atau ras yang tersebar dari Taiwan hingga Hawaii) yang berada di Taiwan.
Kemudian, mereka bermigrasi melalui kepulauan Filipina sampai tiba di Jawa sekitar 1.500 hingga 1.000 Sebelum Masehi.
Baca juga: Suku Sunda: Asal-usul, Ciri Khas, dan Budaya
Pendapat lain mengatakan Suku Sunda berasal dari Sundalandia, yakni ras yang mendiami semenanjung cekungan besar.
Saat ini, cekungan tersebut telah membentuk Laut Jawa, Selat Malaka, dan Selat Jawa.
Suku Sunda memiliki ciri khas yang menjadi identitas suku ini.
Kesulitan Melafalkan Huruf "F"
Diketahui, orang Sunda sulit melafalkan huruf "F". Karena dalam aksara dan bahasa Sunda Kuno tidak mengenal huruf "F".
Biasanya, huruf "F" akan dilafalkan menjadi "P", dimana hal ini telah terjadi secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Suka Lalapan
Ciri khas suku Sunda lainnya adalah penyuka lalapan. Hampir dalam setiap menu makanan sehari-hari tersedia lalapan bersama sambal.
Orang Sunda merasa ada yang kurang jika menyantap makanan utama, namun tidak ada lalapan sebagai pendamping. Ciri khas inilah paling dikenal dari orang Sunda.
Watak
Orang Sunda memiliki watak yang telah diajarkan secara turun-temurun dalam menjadi kehidupan sesuai pedoman. Lima watak orang Sunda, yaitu:
Bahasa Suku Sunda
Untuk berkomunikasi sehari-hari, orang Sunda menggunakan bahasanya sendiri, yakni bahasa Sunda.
Baca juga: Sejarah Suku Sunda, dari Budaya, Bahasa, hingga Pakaian Adat