BENGKULU, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Pulau Baai Kota Bengkulu mengeluarkan imbauan masyarakat Bengkulu diminta mengintai wilayah itu.
Peringatan waspada terhadap gempa berkekuatan besar di Bengkulu sesungguhnya telah lama diprediksi sejumlah ahli kegempaan dan lembaga kredibel.
Namun tiap kali informasi ini diangkat respon masyarakat terbelah bahkan tidak sedikit menyalahkan BMKG yang dianggap menakut-nakuti.
Baca juga: Gempa M 5,1 di Bengkulu, Tidak Berpotensi Tsunami
Pegiat kebencanaan Provinsi Bengkulu, Agus Widianto saat berbincang dengan kompas.com, Kamis (25/8/2022), mengaku percaya pada prediksi BMKG.
Pasalnya lembaga itu memiliki kapasitas serta ilmu pengetahuan dan sejarah bencana. BMKG juga harus memberi informasi secara detil, luas, dan menyeluruh.
"BMKG dalam memberi info, harus komprehensiif dan untuk masyarakat, BMKG kan menyampaikan prediksi berdasarkan ilmu pengetahuan dan sejarah kejadian. Kalau prediksi ada potensi gempa dan tsunami besar saya percaya namun kapan waktunya itu yang belum ada metodenya," kata Agus Widianto.
Lebih tegas Agus Widianto mengajak semua pihak tidak menyalahkan BMKG namun mewaspadai informasi tersebut.
Pemerintah memiliki peran penting. Sebagai contoh ia katakan apakah pemerintah di Bengkulu telah memenuhi amanat UU Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayana Minimal (SPM).
UU Nomor 2 Tahun 2018 mengamanatkan pemerintah wajib menyediakan SPMN berupa ketentraman, ketertiban umum, dan pelayanan masyarakat.
Baca juga: BMKG Catat 6 Kali Gempa Susulan di Kaur Bengkulu, Terbesar M 4,3 Tadi Pagi
Pelayanan itu dalam UU tersebut menyebutkan berupa pelayanan informasi rawan bencana, pelayanan pencegahan, dan kesiapsiagaan terhadap bencana.
"Dalam pasal 9 ayat 3 itu diamanatkan pemerintah harus siapkan layanan itu. Pelayanan itu juga berupa evakuasi penyelamatan bila terjadi bencana. Mengacu ini pemerintah dalam hal ini hingga tingkat desa," jelasnya.
Selain itu tak kalah penting menurutnya, Harus dibangun kesepakatan/peran Siapa Melakukan Apa, Kapan, dimana dan bagiaman baik di rumah masing masing maupun lingkungan.
"Selain itu masyarakat juga harus melakukan upaya kesiapsiagaan, dari tingkat keluarga, dan lingkungan dalam bentuk menyepakati Sistem Peringatan Dini, menyepakati jalur evakuasi dan titik kumpul, termasuk titik kumpul ancaman tsunami," katanya.
Sejauh ini pemerintah sudah berupaya memenuhi hal tersebut namun masih ada kekurangan. Misalnya masyarakat masih sulit atau banyak tidak tahu bagaiaman mengakses peta ancaman bencana.
Terkait kepanikan warga terhadap ancaman gempa dan sunami besar itu ia sarankan bagi masyarakat yang khawatir dapat mengundang BMKG dan lembaga terkait lainnya untuk sosialisasi