Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penuhi Kebutuhan Gula Nasional, 8.300 Hektar Lahan di Muba Disiapkan untuk Perkebunan Tebu

Kompas.com - 24/08/2022, 16:07 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

PALEMBANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menyiapkan lahan seluas 8.300 hektar di Kecamatan Jirak Raya dan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), sebagai kawasan perkebunan tebu terintegrasi.

Ketua Tim Tenaga Ahli Penyusunan Peta Peluang Investasi Sucofindo Edi Wiraguna mengatakan, lahan tebu baru itu sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan pasokan gula dalam negeri.

Sebab, saat ini kuota gula yang dipenuhi baru 5 juta ton, sedangkan kebutuhan gula dalam negeri 6 juta ton.

Baca juga: Truk Pengangkut Tebu Adu Banteng dengan Avanza di Madiun, 2 Orang Terluka

 

"Sisanya masih impor dari negara lain. Pembangunan perkebunan tebu terintegrasi ini juga upaya pemerintah dalam menggalakkan swasembada gula rumah tangga tahun 2024,” ujar Edi di Palembang, Rabu (24/8/2022).

Edi menjelaskan, pemilihan lokasi lahan untuk perkebunan tebu itu sudah melalui kajian. Seperti melihat kondisi lahan serta wilayah jangkau menuju ke pelabuhan untuk membawa hasil produk turunan dari tebu.

“Untuk akesibilitas, lokasi ini juga dekat dengan sungai yang terhubung dengan Pelabuhan Tanjung Api-Api. Sehingga dapat mempermudah proses pengiriman,” beber dia. 

Menurut Edi, lokasi tersebut sebelumnya merupakan wilayah konsesi dari PT Musi Andalan Sumatera (MAS). Namun, karena izin usahanya tak lagi diusulkan, tempat itu pun ditunjuk sebagai lokasi untuk perkebunan tebu terintegrasi.

“Luasan lahan tersebut sudah melebihi syarat pembuatan pabrik pengolahan tebu dan turunannya di mana harus memiliki lahan tebu setidaknya 2.000 hektar. Sedangkan di lokasi ini 8.300 hektar,” jelasnya.

Baca juga: Kades di Muba Sumsel Kritis Ditembak, Polisi Temukan Senpi Rakitan dan 20 Amunisi Milik Korban

Sementara itu, Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam Kementerian Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Ratih Purbasari Kania menambahkan, saat ini mereka masih melakukan studi kelayakan untuk melihat aspek finansial dan pasar.

Studi kelayakan itu akan berlangsung selama enam bulan ke depan. 

“Sumsel dipilih sebagai lokasi pembangunan pabrik tebuh karena memiliki lahan yang memadai. Sebab, untuk di Jawa dan Lampung sudah tidak ada lahan lagi. Tetapi, kita akan menunggu dulu dari hasil studi kelayakan,” jelasnya.

Syarat dalam studi kelayakan untuk perkebunan tebu, salah satunya adalah lokasi pabrik yang tidak boleh lebih dari 80 kilometer dari pelabuhan atau tempat pengiriman.

“Pengiriman tidak boleh lebih dari 24 jam karena akan mengurangi kualitas tebu tersebut,” ungkapnya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sumsel Yudha Husni menjelaskan, sejak Juli 2022, lahan tebu di Sumsel mencapai 38.344 hektar dengan jumlah produksi gula sudah mencapai 89.802 ton. 

Sehingga, capaian tersebut membuat Sumsel menjadi provinsi keempat yang telah menghasilkan gula terbesar.

Penetapan kebun tebu sebagai proyek prioritas strategis ini diharapkan bisa mengundang investor untuk segera menanamkan modalnya di Sumsel.

"Dengan begitu, akan lebih banyak penyerapan tenaga kerja. Harapannya 60 persen tenaga kerja di industri ini adalah warga lokal,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com