BIMA, KOMPAS.com - Pelaku utama kasus pemerkosaan terhadap JL (15), siswi di Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhirnya menyerahkan diri ke Mapolres Bima, pada Rabu (17/8/2022).
Pelaku berinisial AF (18), warga Desa Simpasai, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima.
AF menyerahkan diri lantaran sudah tidak kuat bersembunyi di hutan dari pengejaran aparat kepolisian.
"Pelaku menyerahkan diri setelah 15 hari buron. Dia tidak tahan hidup sebagai pelarian di gunung-gunung," kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Bima, Iptu Adib Widayaka.
Baca juga: Siswi MTs di Grobogan Depresi Berat Setelah Diperkosa 7 Orang Termasuk Bapak Tiri
Adib mengatakan, AF adalah otak dari kasus pemerkosaan siswi yang terjadi pada Sabtu (30/7/2022) lalu di sebuah rumah kosong.
Dengan tertangkapnya AF maka sudah ada 4 dari 9 pelaku yang kini ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Mapolres Bima.
Terhadap 5 terduga pelaku lainnya, Adib Widayaka menegaskan, jajarannya tidak akan tinggal diam sampai semuanya tertangkap.
"Kami akan terus memburu mereka dan mengusut tuntas persoalan ini sampai selesai," ujarnya.
Baca juga: Pelajar di Bima Diperkosa 9 Orang, 2 Pelaku Ditangkap Saat Sembunyi di Gubuk Kosong
Adib menjelaskan, sebelum AF menyerahkan diri, pihaknya sudah beberapa kali berkoordinasi dengan pihak keluarga agar terbuka terkait keberadaan pelaku.
Dari serangkaian upaya itu, pada Rabu (17/8/2022) keluarga AF akhirnya mau menginformasikan lokasi persembunyian anaknya.
AF yang menyerahkan diri kemudian diamankan lalu digiring ke mapolres untuk proses hukum lebih lanjut. AF dijemput untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dari keluarga korban yang mengetahui keberadaan pelaku.
"Saat ini pelaku kami tahan di polres untuk proses hukum lebih lanjut," jelasnya.
Sebelumnya, seorang pelajar berinisial JL (15) di Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara (NTB), diduga diperkosa oleh 9 orang pemuda secara bergiliran.
Pemerkosaan itu terjadi di sebuah rumah kosong pada Sabtu (30/7/2022) sekitar pukul 22.00 Wita.
Tindakan bejat para pelaku berbuntut aksi blokade jalan dari keluarga korban dan ratusan warga, Rabu (3/8/2022). Mereka mendesak aparat kepolisian segera menangkap para pelaku.