LAMPUNG, KOMPAS.com - Merawat gajah tidak semudah yang terlihat, membutuhkan dedikasi dan kesabaran tingkat dewa.
Terlebih merawat gajah yang berusia remaja dengan tabiat seperti anak baru gede (ABG) layaknya manusia.
Suparman (41), mengambil selang lalu membuka keran. Disemburkannya air mengalir ke tubuh seekor bayi gajah yang berada di sela kaki induknya.
Baca juga: Gubernur Jambi Komitmen Lindungi Ratusan Gajah di Taman Nasional Bukit Tigapuluh
Mimik bayi gajah berusia sekitar lima hari itu seperti gembira merasakan kesejukan air di hari yang panas itu.
Begitu keseharian Suparman, mahot (pawang gajah) di Lembaga Konservasi Satwa (LKS) Lembah Hijau, Bandar Lampung.
"Anak asuh" Suparman kini bertambah dengan lahirnya sang bayi gajah dari indukan bernama Mega (25). Sang induk juga "anak asuh" Suparman sejak sekitar enam tahun lalu.
"Alhamdulillah, ini kehormatan buat kami bisa merawat bayi tersebut, apalagi ini kelahiran pertama di Sumatera untuk konservasi eks-situ (di luar habitat)," kata Suparman, akhir pekan kemarin.
Baca juga: Belasan Hektar Kebun di Aceh Timur Rusak Dilintasi Rombongan Gajah Liar
Menjadi mahot bagi Suparman bukan sekadar pekerjaan, tetapi menjadi orangtua bagi si gajah.
Suparman sendiri pertama kali menjadi mahot diberi tanggung jawab mengasuh seekor anak gajah berusia 7 tahun pada 1998 lalu di Way Kambas, Lampung Timur.
"Namanya Reynold, sekarang mungkin usianya sudah 30 tahunan, sudah lama nggak ketemu, sekarang dia di TNBBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan)," kata Suparman.
Dia menuturkan, perlakuan kepada si anak asuh pun sama seperti ke anak manusia.
"Ya pintar-pintar melihat kondisi emosi gajahnya," tutur Suparman.
Terlebih anak gajah yang masih berusia remaja, emosinya naik-turun karena masa pubertas.
Jika sudah "ngambek", kata Suparman, mahot yang harus mengalah, tidak bisa ngotot berharap si gajah mau menurut.
"Jaga jarak dulu, kita lihat lagi, kalau dia lagi nggak bagus emosinya, kita mengalah dahulu, apalagi gajah ini satwa yang pandai," kata Suparman.
Baca juga: Gajah Sumatera Mati Setelah 3 Hari Dipasang Kalung GPS
Menurutnya, antara mahot dengan gajahnya memiliki ikatan istimewa. Seperti orangtua dan anak.
"Kalau dia bisa melakukan atau menuruti yang kita mau, wah senangnya, ada rasa bangga yang tidak bisa dihitung," kata Suparman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.