KOMPAS.com - Aceh merupakan wilayah yang memiliki berbagai macam suku. Setiap suku memiliki bahasa daerah masing-masing.
Suku-suku di Aceh tersebar di sejumlah daerah. Hal ini menyebabkan, adanya perbedaan bahasa antara daerah satu dengan daerah lainnya.
Selain itu, bahasa yang dibawa oleh perantau atau wilayah suku yang berdekatan dengan daerah lain, menyebabkan bahasa daerah ada persamaan dengan wilayah lain, seperti Minangkabau atau Sumatera Utara.
Bahasa daerah menjadi bahasa keseharian masyarakat setempat. Dari segi budaya, bahasa merupakan cerminan identitas dari adat budaya suatu masyarakat.
Berikut ini ragam bahasa daerah di Aceh, meliputi:
Bahasa Aceh merupakan bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Aceh.
Umumnya, suku Aceh menggunakan bahasa Aceh dalam kesehariannya, bahasa ini juga dimengerti oleh suku lain di Aceh.
Hal ini karena, bahasa Aceh merupakan lambang kebanggaan masyarakat Aceh.
Dalam setiap kebupaten, bahasa Aceh memiliki perbedaan pengucapan kata, namun dialek dan pengertiannya sama.
Adanya perbedaan tersebut dianggap sebagai kekayaan bangsa.
Baca juga: Di Lhokseumawe, setiap Jumat Wajib Pakai Bahasa Aceh
Bahasa Singkil digunakan di Kabupaten Aceh Singkil.
Dilansir dari portal Kementerian Kebudayaan, bahasa Singkil memiliki kemiripan dengan bahasa Pakpak, namun masyarakat Singkil menolak jika bahasa Singkil disebutkan sebagai bahasa Pakpak.
Bahasa Pakpak adalah bahasa dari Provinsi Sumatera Utara. Bahasa ini juga digunakan masyarakat Kabupaten Singkil, karena wilayahnya berada di perbatasan Provinsi Sumatera Utara. Sehingga, terjadi asimilasi antara kedua daerah ini.
Kabupaten Aceh Singkil menggunakan beberapa bahasa daerah, di antaranya yaitu bahasa Haloban, bahasa Pakpak, serta bahasa Singkil.
Kabupaten Aceh Singkil merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan pada tahun 1999. Wilayahnya berupa daratan dan lautan.