KOMPAS.com - Warga dihebohkan dengan penemuan mayat perempuan dalam karung di tumpukan sampah di Kampung Jongjing, Desa Cerukcuk, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten pada Sabtu (30/7/2022).
Belakangan diketahui jika mayat tersebut adalah Junaesih (37), yang tinggal di salah satu kontrakan di Kampung Jati Lio, Desa Jatiwaringain, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.
Ia ditewas dibunuh suaminya sendiri, PW alias Adi (37). Ironisnya, Adi adalah paman Junaesih yang hidup dengan korban sejak lima tahun lalu.
Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Shinto Silitonga membenarkan jika korban dibunuh oleh suaminya sendiri yang juga berstatus sebagai paman.
Karena PW adalah sang paman, pernikahannya dengan Junaesih tak sah secara agama maupun negara.
Mereka berdua hidup bersama sejak lima tahun lalu dan tanpa mendapat restu orangtua. Saat menjalin hubungan dengan PW, Junaesih berstatus sebagai istri sah dari seorang pria dan memiliki dua anak.
"Diperoleh fakta bahwa PW juga merupakan paman kandung dari korban. Sehingga, pernikahan korban tersebut tidak mendapat restu dari keluarga," kata Shinto pada Selasa (2/8/2022).
Baca juga: Kasus Mayat Dalam Karung di Banten: Kisah Cinta Paman dan Keponakan yang Berakhir Tragis
Selama lima tahun bersama PW, Junaesih melahirkan dua anak orang. Anak terakhirnya masih berusia 40 hari.
Sehari-hari, mereka menyewa rumah di Kampung Jati Lio, Desa Jatiwaringin, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.
Junaesih tinggal di rumah mengurus anak, sementara PW bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik koveksi.
Walau terlihat harmonis, PW dan Junaesih kerap cekcok karena masalah ekonomi keluarga. Junaesih saat masih hidup kerap mengatakan PW tak bertanggung jawab menafkahi keluarganya.
Baca juga: Motif Suami Bunuh dan Buang Mayat Istrinya dalam Karung di Banten
Umpatan dan makian dari Junaesih, membuat PW emosi.
"Percekcokan di antara mereka sering terjadi dan bersitegang karena pelaku tidak bertanggung jawab dalam menafkahi keluarga, sehingga umpatan dan makian dari istri membuat pelaku sakit hati," ujar Shinto.