Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blokade Jalur Perbatasan RI–Malaysia Dibuka, Warga: Tak Ada yang Berubah, Masih Belum Dapat Perhatian

Kompas.com - 02/08/2022, 17:08 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Jalur Long Midang, Krayan–Ba’kelalan, Malaysia, akhirnya dibuka kembali setelah diblokir warga Adat Dayak Lundayeh sejak 5 Juli 2022.

Blokade jalan vital di perbatasan RI – Malaysia tersebut sebagai simbol protes masyarakat dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, atas mahalnya bahan pokok dan penting di sana.

Baca juga: Soal Ketersediaan Bahan Pokok, Gubernur Kaltara Minta Warga Krayan Sabar

Koordinator aksi blokade jalur perbatasan RI–Malaysia Yuni Sere mengungkapkan, tuntutan warga Krayan belum mendapat respon seperti yang diharapkan.

‘’Yang ada, masyarakat didatangi Polisi dan TNI. Kita berdiskusi masalah tidak bolehnya menutup jalur perbatasan. Pejabat Pemerintahnya gak ada yang melakukan kunjungan seperti saudara saudara kita TNI Polri,’’ujarnya, dihubungi, Rabu (2/8/2022).

Yuni Sere mengaku cukup miris dengan kepekaan dan respon dari pemerintah daerah.

Meski masalah jalur perbatasan butuh keputusan dua negara, seyogyanya sebagai pemerintah yang memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakatnya, melihat langsung dan membuka ruang diskusi dengan masyarakat.

‘’Karena respon yang diterima masyarakat tidak sesuai yang diharapkan. Lalu ada permintaan rekan-rekan TNI Polri juga untuk membuka jalur perbatasan. Masyarakat Krayan bilang, terserah saja. Silakan dibukalah situ. Syaratnya, perdagangan belum boleh jalan,’’tegasnya.

Pembukaan jalur Long Midang–Ba’kelalan, kata Yuni Sere, bisa diartikan sebagai sebuah kekecewaan terhadap sikap pemerintah daerah.

Dari sejak dahulu kala, barter barang, pertukaran budaya, saling berkunjung dan silaturahmi antarwarga perbatasan telah menjadikan hubungan sosial budaya demikian tertib dan terjaga.

Sesama warga perbatasan, Indonesia dan Malaysia saling menjual hasil panen, merayakan pernikahan dan pesta rakyat, sambil bergantian mengundang tanpa ada kendala berarti.

Sampai akhirnya muncul Pandemi Covid-19 dan muncul banyaknya aturan, sampai menghilangkan tradisi dan kebiasaan yang selama ini berlaku, termasuk perdagangan lintas batas.

Baca juga: ‘’Kalau Krayan Masih Dianggap Bagian NKRI, Mari Datang Lihat Situasi Langsung’’

Menurut Yuni Sere, tuntutan warga Krayan demikian sederhana. Sejak dulu, Krayan bermasalah dengan harga kebutuhan pokok.

Kondisi tersebut, kian parah manakala terjadi Covid-19 dan muncul regulasi menjaga ketersediaan barang pokok dan penting dengan adanya koperasi.

Belakangan, harga tetap tinggi meski Covid-19 melandai dan tradisi perdagangan lintas batas hilang begitu saja.

‘’Selama ini perdagangan tradisional yang membuat Krayan hidup. Harga kebutuhan tidak mencekik. Begitu muncul koperasi, kita katakan terjadi monopoli harga. Jadi masyarakat maunya emerintah mengembalikan kondisi seperti sebelum Covid-19. Bagaimana caranya? Itu yang kami katakan, silakan datang ke Krayan, kita berdiskusi. Tapi mana? Tidak ada pemerintah yang datang ke Krayan sejak kita lakukan aksi blokade,’’katanya kecewa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com