Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Dihapus, Guru Honorer di Flores Timur: Kami Sudah Mengabdi Lama

Kompas.com - 27/07/2022, 18:23 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LARANTUKA, KOMPAS.com - Sejumlah guru honorer di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyampaikan curahan hatinya menyusul kebijakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) menghapus tenaga honorer pada November 2023.

Marselinus Witak, guru honorer asal Kecamatan Adonara Timur, menilai, kebijakan tersebut meresahkan kalangan guru.

Sebab, lanjut dia, selain tanpa sosialisasi, wacana penghapusan tenaga honorer telah membuat semangat mereka menurun.

Baca juga: 17.000 Pegawai Honorer Banten Akan Mogok Kerja, Pj Gubernur Minta Bersabar

"Mendengar informasi ini, semangat kerja sepertinya hilang. Kami bukan baru satu dua tahun mengajar. Kami ini sudah mengabdi lama. Lalu apakah kemudian aturan itu langsung berhentikan kami. Tolong kami Pak," ujar Mitak saat dihubungi, Rabu (27/7/2022).

Guru honorer lainnya, Diana Deran Ola, mengungkapkan hal serupa.

Diana mengaku, pertama kali mendengar informasi penghapusan guru honorer saat kegiatan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Flores Timur untuk menjaring aspirasi guru honor, pada Minggu (24/7 /2022) sore.

Baca juga: Meski Dilarang, Pemkot Lhokseumawe Tetap Anggarkan Rp 10 Miliar untuk Gaji Honorer 2023

"Kami hampir-hampir mau stroke, Pak, saat mendengar kabar itu," katanya.

Diana meminta pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut. Apalagi, mereka sudah lama mengabdi.

"Saya dulu guru dengan ijazah SMA lalu berjuang sekuat tenaga menjadi sarjana. Kemudian tiba-tiba kami diberhentikan, ini sangat tidak manusiawi Pak," katanya.

Guru honorer di SMPN 1 Wulanggitang, Emanuel Tupen Bara menuturkan, rencana penghapusan tenaga honorer sedang ramai dibicarakan di setiap sekolah.

Bahkan, beberapa guru mulai cemas akan kehilangan pekerjaan.

"Bukan kabar seperti ini (pemberhentian) yang kami harapkan. Pemerintah mesti batalkan," cetusnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Ketua PGRI Flores Timur, Maksimus Masan Kian, berjanji akan menyampaikan aspirasi para guru honorer di kabupaten itu ke pemerintah pusat.

Apalagi, jumlah guru honorer di wilayah itu lebih banyak dari guru dengan status aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Di sisi lain, kata dia, para guru honorer ini selalu setia mengabdi meski ditempatkan di daerah pelosok.

"Saya yakin pemerintah tentu mendengar setiap jerit tangis warganya. Tidak ada sebuah bangsa melahirkan sebuah keputusan yang membuat warganya meneteskan air mata. Regulasi diatur oleh manusia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com