Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus Otopsi Brigadir J Sesuai Permintaan Keluarga, Cari Luka Selain Bekas Tembakan

Kompas.com - 27/07/2022, 17:09 WIB
Suwandi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com- Tim dokter forensik dalam mengotopsi akan fokus dengan permintaan keluarga mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, untuk mencari luka selain bekas tembakan.

"Kita lakukan pemeriksaan secara umum (otopsi) juga fokus pada bekas-bekas luka selain tembakan," kata Ketua Tim Dokter Forensik, Ade Firmansyah Sugiharto dalam komferensi pers di RSUD Sungai Bahar, Rabu (27/7/2022).

Ia mengatakan untuk mendapatkan hasil yang akurat, maka sampel akan melalui tahapan pemeriksaan mikroskopis.

Baca juga: Hasil Otopsi Brigadir J Keluar 4-8 Pekan, Mengapa Butuh Waktu Lama?

Untuk itu, tim dokter sendiri yang akan membawa sampel menuju laboratorium Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Mengapa RSCM, ya karena tempat yang memadai dan memiliki integritas untuk hasil yang independen dan imparsial," kata Firmansyah.

Untuk pemeriksaan bekas luka selain tembakan memang membutuhkan waktu empat sampai delapan pekan.

Lokasi otopsi di RS Sungai Bahar dipasang garis polisi, agar warga yang antusias melihat tidak mengganggu tim dokter forensik yang sedang bekerja, Rabu (27/7/2022).KOMPAS.com/SUWANDI Lokasi otopsi di RS Sungai Bahar dipasang garis polisi, agar warga yang antusias melihat tidak mengganggu tim dokter forensik yang sedang bekerja, Rabu (27/7/2022).

Waktu selama itu, kata Firmansyah karena ada bagian luka yang butuh pemeriksaan mikroskopis, untuk menentukan apakah luka terjadi setelah atau sebelum kematian.

"Dengan pemeriksaan mikroskopis, dapat mengetahui jenis kekerasan dan efek yang ditimbulkan akibat kekerasan," kata Firmansyah.

Baca juga: Makam Brigadir J Dibongkar, Ibunda: Tuhan Tolong Tunjukkan Kebenaran

Terkait kendala dalam otopsi, Firmansyah mengaku telah menduga akan menemui sejumlah kendala karena kondisi jenazah sudah terkena formalin dan sudah mengalami pembusukan dengan derajat tertentu.

"Walau ada kesulitan karena formalin dan pembusukan, kita tetap menemukan beberapa titik yang teridentifikasi sebagai luka," kata Firmansyah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com