Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Keterlibatan Kebo Bule Saat Kirab Malam Satu Suro, Keraton Solo: Tahap Diskusi

Kompas.com - 27/07/2022, 14:25 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Kepastian keterlibatan Pusaka Kebo Bule (Mahesa) pada malam Kirab satu Suro Keraton Kasunanan Solo, saat ini masih didiskusikan.

Rencananya, tradisi Kirab Malam Satu Suro pada Jumat (29/07/2022) malam, akan ada perubahan rute kirab karena adanya pertimbangan dan penyesuian kondisi Mahesa masih menjalani proses pemulihan akibat terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunana Solo, KP Dani Nur Adiningrat mengatakan, saat ini pembahasan terkait Kirab Malam Satu Suro Keraton Kasunanan Surakarta masih berlangsung.

Baca juga: Kebo Bule Keraton Solo Terpapar PMK, Kirab Malam 1 Suro Kota Solo Terancam Tanpa Mereka

Lanjut, KP Dani Nur Adiningrat, saat ini keraton juga menunggu surat rekomendasi dari tim dokter hewan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kota Solo dan tim dokter hewan dari keraton terkait dengan kondisi Mahesa.

"Ada berbagai macam kemungkinan untuk kirab tahun ini. Mengingat menimbang saran dari dokter hewan Dinas dan Tim dokter hewan dari Keraton, bagaimana sarannya. Soal Mahesa bisa dilibatkan atau tidaknya dan perubahan rutenya,"  kata KP Dani Nur Adiningrat, Rabu (27/7/2022).

Dani menjelaskan, peran dari Mahesa yakni sebagai cucuk lampah dan pasangan dari pusaka saat prosesi Kirab Malam Satu Suro.

"Kalau pusaka itu dikeluarkan maka harus didampingi Mahesa. Jadi, agak tentatif," terangnya.

Terkait dengan rute, pihak keraton akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan baru akan kepastian rute mendekati penyelenggaraan kirab.

"Mengenai rute, mungkin kami pada last minute akan berkoordinasi dengan Pemkot Solo, apakah menggunakan rute panjang atau kembali ke rute sebelum tahun 1974," jelas KP Dani.

Sebelum 1974, rute Kirab Malam Satu Suro Keraton Kasunanan hanya berkeliling kawasan Baluwarti. Setelah peristiwa Malari, rute kemudian berubah karena permintaan Presiden Soeharto.

"Presiden Soeharto meminta pada Sinuwun PB XII agar dampak doa meluas, kirab di kelilingkan ke luar tembok keraton," tuturnya.

KP Dani menambahkan, terkait dengan rangkaian upacara peringatan Malam Satu Suro, pihak keraton tetap menyelenggarakan prosesi upacara.

"Pada masa Covid-19 pun, rangakaian upacara tetap berjalan meski tidak ada kirab. Wilujengan, dan miyos pusaka tetap miyos walaupun tidak kirab," tutupnya.

Baca juga: Terinfeksi PMK Kebo Bule Keraton Surakarta Mati, Begini Perawatan Hewan Terpapar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com