Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Satu Anak Kopda Muslimin Masih Takut Masuk Sekolah, Wali Kota Semarang Turun Tangan

Kompas.com - 26/07/2022, 19:48 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Anak-anak Rina Wulandari, istri prajurit TNI korban penembakan di Kota Semarang masih mengalami trauma.

Salah satu anak korban yang merupakan istri Kopral Dua Muslimin itu sampai ketakutan masuk sekolah.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau Hendi mengatakan, pihaknya akan memberikan pendampingan psikologi kepada anak-anak korban pascakejadian penembakan tersebut.

"Penembakan itu telah memberikan dampak buruk pada psikis anak-anak korban," jelasnya melalui keterangan resminya, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Kopda Muslimin 4 Kali Mencoba Bunuh Istri dalam Sebulan demi Hidup dengan Selingkuhan

Dia mengaku telah berkomunikasi langsung dengan keluarga korban untuk memberikan motivasi.

Hendi akan menerjunkan tim khusus yang akan memberikan pendampingan psikologis.

"Mungkin karena masih terguncang, sehingga salah satu anak korban masih takut untuk sekolah. Sehingga perlu pendampingan lanjutan untuk bisa menstabilkan psikis keluarga," tuturnya.

Wali Kota Semarang itu pun menyebutkan secara resmi telah mengirimkan surat ke Polrestabes Semarang untuk diberi izin dalam memberikan pendampingan.

"Hari ini tertanggal 26 Juli 2022 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Semarang secara resmi telah mengirimkan surat permohonan izin pendampingan psikologis ke Polrestabes Semarang," katanya.

Baca juga: Sewa Pembunuh Bayaran Rp 120 Juta Bunuh Istri, Kopda M Diduga Ingin Kabur dengan Pacar

Hendi menegaskan, pendampingan psikologis perlu dilakukan agar korban juga keluarga tidak merasakan trauma berat.

"Anak korban dalam kategori masih di bawah umur, sehingga harus sesegera mungkin dilakukan pendampingan," ujarnya.

Dia berharap, pendampingan tersebut dapat segera dilakukan agar korban dan keluarga tidak mengalami trauma berkepanjangan.

Dia menjelaskan, pendampingan psikologis tersebut nantinya akan dilakukan oleh tim tenaga psikolog dari Pusat Pelayanan Terpadu Seruni.

"Nantinya psikolog dari Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Seruni yang akan mendampingi langsung," tambahnya.

Selain itu dalam pendampingan psikologis tersebut juga ada dari Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk mengurus izin dan bisa memberikan rasa aman bagi anak di sekolahnya.

"Dia berharap dengan ikhtiar tersebut bisa membantu keluarga korban," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Air Terjun Lubuk Hitam di Padang: Daya Tarik, Keindahan, dan Rute

Air Terjun Lubuk Hitam di Padang: Daya Tarik, Keindahan, dan Rute

Regional
Motif Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Pelaku Terlanjur Malu

Motif Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Pelaku Terlanjur Malu

Regional
Nasib Pilu Siswi SMP Diperkosa Ayah Kandung Usai Mengadu Dicabuli Kekasihnya

Nasib Pilu Siswi SMP Diperkosa Ayah Kandung Usai Mengadu Dicabuli Kekasihnya

Regional
Viral, Video Bocah 5 Tahun Kemudikan Mobil PLN, Ini Kejadian Sebenarnya

Viral, Video Bocah 5 Tahun Kemudikan Mobil PLN, Ini Kejadian Sebenarnya

Regional
Detik-detik TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Hasil Kerja 9 Tahun di Hongkong

Detik-detik TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Hasil Kerja 9 Tahun di Hongkong

Regional
Menanti Pemekaran Indramayu Barat, Antara Mimpi dan Nyata

Menanti Pemekaran Indramayu Barat, Antara Mimpi dan Nyata

Regional
Pelaku Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Ditangkap, Sempat Kabur ke Ngawi

Pelaku Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Ditangkap, Sempat Kabur ke Ngawi

Regional
Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah, PJ Walikota Tanjungpinang Belum Diperiksa

Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah, PJ Walikota Tanjungpinang Belum Diperiksa

Regional
Anggota Timses di NTT Jadi Buron Usai Diduga Terlibat Politik Uang

Anggota Timses di NTT Jadi Buron Usai Diduga Terlibat Politik Uang

Regional
Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Regional
Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo Sempat Tolak Ratusan Paket Berbuka Terduga Penipuan Katering

Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo Sempat Tolak Ratusan Paket Berbuka Terduga Penipuan Katering

Regional
Mengenal Lebaran Mandura di Palu, Tradisi Unik untuk Mempererat Tali Persaudaraan

Mengenal Lebaran Mandura di Palu, Tradisi Unik untuk Mempererat Tali Persaudaraan

Regional
Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Regional
Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com