KOMPAS.com - M (14), bocah perempuan asal Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur diduga diperkosa A (21), anak seorang kiai.
Kasus tersebut terbongkar saat M melahirkan bayi laki-laki di puskesmas setempat pada Selasa (19/7/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.
Namun kasus tersebut tak berlanjut ke jalur hukum. Keluarga menyebut M dan A memiliki hubungan asmara atau berpacaran.
Keluarga memilih berdamai dan pelaku juga berjanji akan menikahi korban.
Baca juga: Santriwati di Tuban Diduga Jadi Korban Pencabulan Anak Kiai, Orangtua Takut Melapor
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor Tuban, AKP M Ganantha mengatakan, fakta bahwa korban dan pelaku berpacaran didapat dari keterangan keluarga.
"Keduanya pacaran sejak setahun lalu, tapi kebablasan melakukan persetubuhan. Jadi bukan pemerkosaan," kata AKP M Ganantha, kepada Kompas.com, Sabtu (23/7/2022).
Nanang Susanto, tokoh masyarakat setempat mengatakan keluarga korban takut dan tak berani melaporkan kejadian yang dialami anaknya.
"Kasihan sekali orangtuanya itu tidak berani lapor polisi. Terus takut menuntut si pelaku karena pelakunya anak kiai yang sangat dihormati warga kampung," kata Nanang kepada Kompas.com, Kamis (21/7/2022).
Setelah kasus tersebut mencuat, petugas dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Tuban dan petugas kecamatan juga sudah berkunjung ke rumah korban untuk memberikan pendampingan.
Baca juga: Terjadi Lagi, Santriwati Diduga Dicabuli Anak Kiai di Tuban, Keluarga Takut hingga Korban Melahirkan
Namun, kata Nanang, orangtua korban masih trauma dan syok melihat anaknya yang telah menjadi korban pencabulan hingga melahirkan tersebut.
"Orangtua korban mungkin syok melihat pelakunya juga seperti tidak memiliki tanggungjawab atau beban kesalahan," tuturnya.
Bahkan sejak setahun terakhir, korban bersama para santri lainnya harus bermalam di pondok tersebut.
"Semua santri harus bermalam dan tidur di bangunan semacam aula gitu, yang santri laki-lagi tidurnya di bawah dan yang perempuan tidur di lantai atas," ungkapnya.
Menurut Nanang, pemerkosaan diduga terjadi saat korban bermalam di pesantren.
Bahkan teman korban sesama santri juga kerap melihat terduga pelaku yang juga menjadi guru ngaji mencabuli korban di malam hari.
Saji, warga sekitar juga menceritakan hal yang sama. Ia mengatakan kasus pemerkosaan yang dilakukan anak dari kiai di kampung tersebut sudah diketahui banyak orang.
Namun tak ada yang menangani kasus dugaan pemerkosaan tersebut.
"Orangtua korban mungkin malu anaknya dihamilin. Tapi orangtua pelaku sekarang menahan malu juga, anaknya kiai kok begitu," ujar Saji kepada Kompas.com.
Baca juga: Korban Dugaan Pencabulan oleh Anak Kiai di Tuban akan Dinikahi, Keluarga Berdamai
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Tuban AKP M Ganantha mengatakan, keluarga pelaku bersedia bertanggung jawab dengan menikahkan pelaku dan korban yang sudah mempunyai bayi.
Kedua belah pihak keluarga akhirnya berdamai secara kekeluargaan, sehingga pihak korban tidak menuntut secara hukum.
Menurut Ganantha, pihak keluarga juga berencana menikahkan keduanya secara siri terlebih dahulu.
Keputusan ini diambil karena keluarga juga sedang mengajukan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama Tuban agar kedua pasangan itu menikah secara sah di Kantor Urusan Agama (KUA) setempat.
"Untuk penanganan hukumnya, saat ini masih berproses," ujar Ganantha.