Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak Calon TKI Ilegal Masuk Malaysia Lewat Nunukan, "Cinta" Jadi Alasan Utama

Kompas.com - 21/07/2022, 18:21 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Seringnya para Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) masuk ke Malaysia secara ilegal melalui perairan Nunukan, Kalimantan Utara, jadi salah satu masalah yang tengah diseriusi Kementrian Luar Negeri RI (Kemenlu).

Juli 2022 saja, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan mencatat, ada sekitar 50 calon pekerja yang diamankan aparat di Nunukan saat hendak diseberangkan ke Negeri Jiran oleh tekong. Diduga, masih banyak mereka yang lolos.

Perwakilan Kemenlu untuk perlindungan WNI, Yudhi Ardian, menegaskan, sampai hari ini, Pemerintah Indonesia masih melakukan moratorium atas pengiriman tenaga kerja ke Malaysia.

Baca juga: Alasan Indonesia Hentikan Sementara Pengiriman TKI ke Malaysia

"Pemerintah Indonesia, sementara ini tidak mengirim tenaga kerja ke Malaysia. Jadi harap ini menjadi perhatian bagi seluruh stakeholder, apalagi ternyata masih banyak kasus CPMI masuk secara ilegal, melalui jalur unprosedural di batas Negara khususnya di Kabupaten Nunukan," ujarnya, Kamis (21/7/2022).

Yudhi kembali mengingatkan, sikap Pemerintah RI yang dengan tegas menyatakan pemberhentian tenaga kerja ke Malaysia, merupakan respons atas sikap Putrajaya yang melanggar MoU (nota kesepahaman) ketenagakerjaan.

Padahal, MoU tersebut ditandatangani oleh masing-masing kepala negara, yang merupakan sebuah komitmen tertinggi dan seharusnya dijalankan sebagaimana aturan yang berlaku.

Yudhi menegaskan bahwa karena kekecewaan yang dirasakan, maka pemerintah Indonesia memutuskan menghentikan sementara tenaga kerja.

"Namun di balik itu semua, ada proses pendekatan yang kita lakukan untuk memperbaiki. Kita tidak menampik hubungan antar tetangga. Ada mobilitas masyarakat tradisional secara turun menurun yang tidak bisa kita tolak. Kita upayakan terus untuk penyelesaian ini, dan dalam waktu dekat ada pertemuan untuk itu," jelasnya.

Baca juga: Anggota Komisi IX Dukung Pemerintah Setop Pengiriman TKI ke Malaysia

WNI nekat kembali masuk ilegal demi "Cinta"

Permasalahan yang ada di Nunukan cukup kompleks. Apalagi, ternyata meski Malaysia berulang kali mendeportasi WNI melalui pelabuhan Tunon Taka Nunukan, banyak dari mereka berusaha kembali masuk dengan berbagai cara.

Dan mayoritas adalah kembali dengan cara ilegal, menggunakan jasa calo atau tekong, melalui jalur-jalur tikus sepanjang perbatasan negara.

Disadari atau tidak, mereka nekat kembali dengan menempuh resiko tidak ringan, adalah akibat ada "cinta" yang masih tertinggal di Malaysia. Mereka ditangkapi aparat setempat, dimasukkan sel, terpisah dari anak istri.

"Hasil kerja mereka ada tertinggal di Malaysia, hartanya ada di sana. sehingga ketika mereka dipulangkan, mereka masih memiliki tanggung jawab di sana. itu yang membuat mereka kembali lagi. Jadi yang ilegal banyak masuk itu, karena cintanya tertinggal," katanya.

Baca juga: Migrant Care Dukung Penghentian Sementara Pengiriman TKI ke Malaysia

Sinergitas semua komponen diperlukan

Ia melanjutkan, bagaimana pun, pemerintah tidak bisa melarang masyarakat untuk bekerja. Sebaliknya, justru pemerintah harus membuka akses, disertai koridor aman untuk masyarakatnya agar terlindungi selama bekerja di luar negeri.

Kementerian bersama sejumlah elemen, dan melibatkan organisasi internasional, mencoba terus berinovasi memberikan koridor aman tersebut.

"Tapi harus diakui, belum banyak koridor aman yang diciptakan. Sementara kalau di sini (Nunukan), kondisi karakteristiknya sangat panjang garis perbatasannya. Topografi wilayah belum banyak infrastruktur, membuat banyak kesempatan untuk itu (pemberangkatan illegal)," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Cekcok Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Cekcok Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Regional
Ayah Perkosa Anak Kandung Sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Ayah Perkosa Anak Kandung Sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Regional
Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut 'Bakdo Kupat'

Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut "Bakdo Kupat"

Regional
Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Regional
Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Regional
Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Regional
Jeffri Kaget Kaus Merahnya Dipakai oleh Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Diambil Pelaku dari Rumah Kosong

Jeffri Kaget Kaus Merahnya Dipakai oleh Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Diambil Pelaku dari Rumah Kosong

Regional
Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Regional
Sepekan Setelah Lebaran, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Brebes Rp 50.000 per Kg

Sepekan Setelah Lebaran, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Brebes Rp 50.000 per Kg

Regional
Kronologi Ganda Bunuh Istri dan Anak Mantan Bos di Palembang gara-gara Gaji yang Dibayar Tak Sesuai

Kronologi Ganda Bunuh Istri dan Anak Mantan Bos di Palembang gara-gara Gaji yang Dibayar Tak Sesuai

Regional
Diadakan di 14 Titik, Festival Balon Udara di Wonosobo Bakal Dikunjungi Puluhan Ribu Wisatawan

Diadakan di 14 Titik, Festival Balon Udara di Wonosobo Bakal Dikunjungi Puluhan Ribu Wisatawan

Regional
Pembunuh Bocah TK yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Goa Terungkap, Saat Ini Masih Buron

Pembunuh Bocah TK yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Goa Terungkap, Saat Ini Masih Buron

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com