Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Teten: Tiap Tahun Pencari Kerja 3,5 Juta Orang, yang Terserap Hanya 2 Juta

Kompas.com - 18/07/2022, 10:58 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, setiap tahun ada 3,5 juta orang di Indonesia yang mencari kerja. 

"Total angkatan kerja baru, kata Pak Nadim (Mendikbud), ada 3,5 juta yang akan mencari kerja setiap tahunnya. Tapi yang terserap mungkin hanya 2 juta orang. Nah, 1,5 juta orang pencari kerja, pasti tidak terserap,” kata Teten di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Muhamadiyah Cirebon (UMC), akhir pekan lalu. 

Alasan hanya 2 juta orang yang terserap ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata normalnya lima persen.

Baca juga: Berdesak-desakan Saat Job Fair, Belasan Pencari Kerja di Cianjur Pingsan

 

Satu persen pertumbuhan ekonomi itu kira-kira dapat menyerap tenaga kerja 400.000 orang. Jadi bila pertumbuhan ekonomi lima persen, hanya terserap 2 juta orang.

Rombak kurikulum

Untuk itu, perguruan tinggi di Indonesia banyak yang sedang mengevaluasi kurikulum. Mereka tidak lagi sekadar menyiapkan lulusan untuk menjadi pegawai negeri atau pegawai swasta.

Perguruan tinggi harus melahirkan dan mencetak para lulusan menjadi enterpreneur unggulan. Hal ini semata-mata untuk memperluas lapangan pekerjaan.

Dengan ini, masalah sulitnya peluang kerja yang kerap ditemui kaum muda saat ini terbantu dengan inovasi-inovasi di bidang enterpreneur.

“Buktinya, saat ini kami sedang kerja sama dengan kampus-kampus, karena UMKM yang pemerintah mau siapkan itu adalah “The Future UMKM”. UMKM yang inovatif, produknya yang kompetitif, supaya UMKM kita unggulan, yang bisa bersaing,” tambah Teten.

Teten mengaku sudah berkoordinasi dengan Nadiem Makarin terkait evaluasi dan perombakan kurikulum sebagai terobosan di dunia universitas. Justru Menteri Pendidikan juga merasakan resah dan risau akan kondisi ini.

Baca juga: Polisi di Banten Tipu Belasan Pencari Kerja, Per Orang Dikenakan Tarif Rp 4 Juta

Ia pun mendorong mahasiswa menjadi enterpreneur unggulan untuk menghadapi tantangan global ke depan.

Dengan menjadi enterpreneur, mahasiswa akan memiliki orientasi untuk menciptakan seluas-luasnya lapangan pekerjaan, bukan lagi pencari kerja.

Herman Khaeron, Anggota Komisi VI DPR RI, menyampaikan, ada 65 juta UMKM yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Bahkan, jumlah itu belum mencakup aktivitas UMKM yang kecil. Karena itu, semangat untuk membangun koperasi dan UMKM harus terus didukung.

“UMKM menjadi soko guru perekonomian nasional. Terbukti, 1998, Indonesia dihadapkan dengan krisis moneter, jangkar ekonomi kita adalah UMKM. Krisis saat ini karena pandemi Covid-19 yang lebih cepat pulih juga sektor UMKM,” kata tokoh yang biasa disapa Kang Hero di atas panggung.

Baca juga: Ratusan Pencari Kerja di Karimun Jadi Korban Penipuan, Ini 4 Cara Mengetahui Lowongan Kerja Palsu

 

Dalam acara tersebut, Teten dan Herman menyaksikan beberapa produk UMKM, antara lain olahan makanan ringan berupa kangkung krispi, olahan makanan ringan daun murbei, dan minuman kemasan kopi.

Sejumlah mahasiswi bahkan menjual hasil karya produk fashion berupa gamis yang telah berhasil terjual ke berbagai peloksok daerah di Indonesia.

Satu produk unik adalah produk kecantikan yang dihasilkan dari bahan-bahan herbal.

Tidak hanya produk kecantikan, mahasiswa-mahasiswi ini juga menciptakan bahan-bahan herbal untuk dijadikan suplemen menjaga stamina tubuh saat pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jawa Timur, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jawa Timur, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi D.i. Yogyakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi D.i. Yogyakarta, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bali, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bali, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Selatan, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Tengah, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Utara, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kalimantan Utara, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Papua Barat, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Papua Barat, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Sumatera Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Sumatera Selatan, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bengkulu, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Bengkulu, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jambi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Jambi, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Lampung, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Lampung, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banten, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banten, 29 Maret 2024

Regional
Soal Program Ferienjob di Jerman, Kampus Udinus Sebut Sudah Minta Rekomendasi ke LLDIKTI VI

Soal Program Ferienjob di Jerman, Kampus Udinus Sebut Sudah Minta Rekomendasi ke LLDIKTI VI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com