SUMBAWA, KOMPAS.com - Elpiji subsidi ukuran 3 kilogram di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), langka dan mahal. Pemerintah akan menertibkan jalur distribusi supaya elpiji subsidi itu tetap sasaran dengan harga yang semestinya.
Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Dedi Heri Wibowo mengatakan, langka dan mahalnya elpiji 3 kg disebabkan oleh faktor distribusi di wilayah Sumbawa.
Sebab, Dedi mengatakan, harga elpiji 3 kg di pangkalan masih sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp 16.500. Namun, di kalangan konsumen, harga elpiji naik menjadi Rp 28.000.
Baca juga: Kenapa Harga Elpiji Semakin Mahal, Sementara Ekonomi Keluarga Menurun
"Yang bermain ini pengecer dengan pangkalan. Pengecer keliling jual dengan harga tinggi sampai Rp 28.000. Kami sudah sidak dengan aparat, camat, kades. Jangan sampai ada kecurangan lagi," ungkap Dedi di Kantor Bupati Sumbawa, Kamis (14/7/2022).
Sementara itu, untuk mencegah kelangkaan, pihaknya akan menutup jalur distribusi. Hal ini supaya penyaluran elpiji subsidi menjadi tepat sasaran.
"Kami mencoba penyaluran distribusi tertutup," kata Dedi.
Baca juga: WNA di Sumbawa yang Positif Covid-19 Dinyatakan Sembuh
Upaya ini akan dimulai dari distribusi di pangkalan melalui pendataan. Menurut Dedi, ada dua yang berhak menerima elpiji subsidi 3 kg, yaitu rumah tangga miskin dan UMKM yang pendapatannya di bawah Rp 30 juta per bulan.
Dedi menyebut, penyebab kelangkaan elpiji subsidi ini karena masih banyak pengusaha di Sumbawa yang menggunakannya.
"Karena bagi yang melanggar, tidak dikenakan sanksi. Itulah kenapa banyak oknum menggunakan itu padahal bukan haknya," ujar Dedi.