KOMPAS.com - Tari pajaga bone balla berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Tari yang dikenal masyarakat Bugis Luwu merupakan tarian yang bersumber dari kalangan bangsawan untuk para bangsawan.
Tari Pejaga Bone Balla merupakan tarian yang ditampilkan dalam lingkungan Istana Kedatuan Luwu.
Tari Pajaga Bone Balla berasal dari kata pajaga adalah pengawal dan balla artinya istana.
Dulu tari pajaga bone balla hanya ditarikan oleh anak-anak bangsawan. Tarian ini hanya ditarikan pada saat acara adat.
Para penari dituntut untuk lebih peka serta hati-hati untuk mengikuti irama gendang dan lagu yang rumit dan panjang. Sehingga, penari harus konsentrasi penuh.
Maka, tari ini juga digunakan sebagai alat meditasi untuk anak-anak bangsawan dahulu untuk mempersiapkan diri sebagai tokoh panutan.
Makna tari pajaga bone balla adalah menggambarkan struktur masyarakat Luwu pada masa dahulu (adanya lapisan sosial).
Hal ini terlihat pada saat barisan tari pajaga bone balla, yakni harus jelas darah kebangsawanannya.
Baca juga: Tari Pakarena Asal Sulawesi Selatan: Sejarah, Gerakan, Properti, dan Musik Pengiring
Penari pada barisan paling depan adalah perempuan yang dianggap mempunyai darah kebangsawanan yang cukup kental (matasa).
Sehingga seringkali muncul perdebatan, terutama pada pembuatan barisan baru pada tarian ini.
Hal terkait dengan penentuan tingkat kebangsawanan, karena untuk menentukan tingkat kebangsawanan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang.
Hanya, pihak yang mengetahui seluk beluk keluarga bangsawan Luwu yang dapat menentukan tingkat kebangsawanan.
Pada akhir tari pajaga bone balla ada satu tarian yang disebut sajo. Tarian ini ditampilkan setelah tari pajaga bone balla selesai ditarikan.
Penari yang menarikan tari sajo adalah perempuan yang memiliki tingkat kebangsawanan yang paling tinggi atau berdarah putih serta memiliki gerakan yang paling indah saat menari pajaga bone balla.