Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Napi Anak Lampung Tewas Dipukuli, Komnas PA: Itu Lembaga Pembinaan, Bukan Lembaga "Pembinasaan"

Kompas.com - 14/07/2022, 13:18 WIB
Tri Purna Jaya,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Kasus tewasnya narapidana anak RF (17), yang diduga mengalami penganiayaan harus disikapi serius oleh semua pihak.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Bandar Lampung menilai Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) seharusnya menjadi lembaga yang melindungi dan membuat anak bermasalah hukum menjadi lebih baik.

"Bukan menjadi lembaga 'pembinasaan' atau malah membuat anak binaan menjadi lebih buruk usai menjalani hukumannya," kata Ketua Komnas PA Bandar Lampung Ahmad Apriliandi Passa (Andi), saat dihubungi, Kamis (14/7/2022).

Baca juga: Duka Ibu RF, Anaknya Tewas Dipukuli Sesama Napi Anak di Tahanan

Karena itu, kasus meninggalnya RF yang diduga mengalami pemukulan dan penganiayaan oleh sesama tahanan menjadi perhatian khusus dari Komnas PA.

Menurutnya, meski anak bermasalah hukum terbukti bersalah, bukan berarti diperlakukan seperti tahanan atau narapidana dewasa.

"Sekalipun mereka (napi anak) bersalah, tujuan LPKA ini membina anak-anak supaya baik," kata Andi.

Komnas PA pun meminta semua instansi menyikapi kasus ini dengan serius, khususnya menjelang Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli.

Andi mengatakan, setiap anak meskipun bermasalah hukum tetap memiliki hak-hak dasarnya, mulai dari jaminan pendidikan hingga jaminan keamanan.

"Jangan sampe kejadian seperti ini terjadi lagi kedepannya, kita harusnya jangan lihat permasalahan telah dilakukan anak, tapi bagaimana bisa korban bila benar dipukuli rekan satu sel," kata Andi.

Menurutnya, petugas lembaga pembinaan harus dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, terutama dalam urusan pengawasan anak binaan.

"Kita akan kerjasama untuk mengadvokasi dan melindungi keluarga korban sampai dengan pengadilan," kata Andi.

Lebih lanjut Andi juga menyoroti layanan kesehatan yang terdapat di dalam LPKA.

Menurutnya, layanan kesehatan di dalam lingkungan lembaga pembinaan harus ditingkatkan untuk mencegah peristiwa yang menimpa RF terulang.

"Dari kronologi keluarga, mereka (keluarga) dihubungi saat korban sudah kritis, seharusnya pihak lembaga pembinaan bisa bergerak cepat," kata Andi.

Andi mengatakan pihak Komnas PA Bandar Lampung mendesak kepolisian bisa segera menuntaskan dan mengungkap kasus RF ini.

"Supaya kejadian sama tidak terulang lagi dan anak-anak dapat terlindungi dengan baik di dalam lembaga pembinaan," kata Andi.

Baca juga: Sebelum Tewas Dikeroyok, Napi Anak di Lampung Sempat Minta Kerokan

Diberitakan sebelumnya, seorang narapidana anak meninggal dunia setelah diduga mengalami pemukulan oleh sesama tahanan.

Korban meninggal dalam perawatan di rumah sakit.

Korban berinisial RF (17) warga Langkapura tersebut meninggal dunia pada Selasa (12/7/2022) sore di RS Ahmad Yani, Kota Metro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com