KUPANG, KOMPAS.com - Desa Rambangaru, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi daerah yang mengalami hari tanpa hujan dengan kategori ekstrem panjang.
Prakirawan Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Klimatologi NTT Ryan Sudrajat mengatakan, di wilayah ini, tercatat 113 hari tanpa hujan.
"Rambangaru masih tertinggi di Indonesia, dengan kategori hari tanpa hujan ekstrem panjang," ujar Ryan kepada Kompas.com, Selasa (12/7/2022).
Baca juga: Gubernur NTT: Kenaikan Tarif TN Komodo Tetap Berlaku Sesuai Rencana
Menurut Ryan, Rambangaru setiap tahun selalu mengalami kekeringan ekstrem panjang paling tinggi.
"Daerah Rambangaru sesuai tofografinya merupakan daerah kering, sehingga jarang terjadi hujan," kata Ryan.
Selain Rambangaru, ada beberapa wilayah lainnya di NTT yang mengalami hari tanpa hujan kategori sangat panjang, panjang, dan menengah.
Untuk kategori sangat panjang (31-60 hari) di antaranya Daieko Kabupaten Sabu Raijua, Buslangga Kabupaten Rote Ndao, Oepoi dan Mapoli Kota Kupang, dan Sulamu Kabupaten Kupang.
Kemudian, kategori panjang (21-30 hari) berada di Werang Kabupaten Sikka, Sokoria dan Maukaro Kabupaten Ende, Hadakewa Kabupaten Lembata, Atambua dan Motabuik Kabupaten Belu.
Baca juga: Kronologi Anak Bunuh Ibu Kandung di NTT, Kesal Tidak Disiapkan Makan
Selanjutnya kategori menengah (11-20 hari) berada di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat dan Haekesak, Kabupaten Belu.
Ryan mengatakan, pada umumnya wilayah NTT berada pada kategori hari tanpa hujan pendek, yakni 6-10 hari.
Selain itu, wilayah NTT juga mengalami curah hujan dengan kategori rendah yakni 0-50 mm.
Sedangkan di sebagian kecil Kabupaten Manggarai Timur, khususnya di sekitar Ranamese, mengalami curah hujan dengan kategori sangat tinggi yakni 300 mm.
Baca juga: Usai Dilantik, 14 Bintara Polri Asal NTT Ditempatkan di IKN
Meski begitu, kata dia, wilayah NTT akan segera memasuki puncak musim kemarau di tahun ini.
Pihaknya mengimbau masyarakat agar perlu mewaspadai terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan.
Namun, masih ada potensi hujan ringan di sebagian kecil wilayah NTT.
"Karena itu, masyarakat dapat memanfaatkan peluang hujan ini dengan melakukan penampungan air guna mengantisipasi bencana kekeringan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.