KOMPAS.com - Berita kasus anak tega bunuh ibu kandungnya sendiri di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), jadi sorotan.
Timotius Nomleni (32) mengaku emosi karena korban tak menyiapkan makan untuk dirinya.
Sementara itu, berita tentang sebuah panti asuhan di Semarang, Jawa Tengah, juga menyita perhatian.
Panti asuhan yang sempat terlilit utang puluhan juta akhirnya bisa bangkit karena usaha tahu petis.
Berikut ini berita populer regional secara lengkap:
Kepala Kepolisian Resor TTS, AKBP I Gusti Putu Suka Arsa menjelaskan, pembunuhan terjadi usai pelaku bangun pagi dan merasa lapar.
Pelaku lalu emosi dan melampiaskan kekesalannya dengan menganiaya ibu kandungnya sendiri, Sufia Kubkole (56).
"Lalu (pelaku) menikam korban dengan menggunakan sebilah parang yang ada di tempat tersebut sebanyak dua kali pada bagian dada korban," urainya.
Baca berita selengkpanya: Kronologi Anak Bunuh Ibu Kandung di NTT, Kesal Tidak Disiapkan Makan
Aning (53), pengasuh Panti Asuhan Rumah Shalom, menceritakan pengalamannya yang sempat menunggak biaya pendidikan anak asuh mereka sebesar Rp 30 juta.
Hal itu disebabkan karena tak ada donasi masuk selama masa pandemi.
Lalu, panti asuhan yang terletak di Jalan Delta Mas VII nomor 56, Kuningan, Kota Semarang, Jawa Tengah, berhasil bangkit dengan menjalankan bisnis tahu petis.
"Setiap malam saya tak bisa tidur, setiap hari saya memohon bantuan Tuhan," kata Aning saat ditemui Kompas.com, Sabtu (9/7/2022).
Baca berita selengkapnya: Sempat Menunggak hingga Rp 30 Juta, Kini Panti Asuhan di Semarang Ini Sukses Jualan Tahu Petis sampai Eropa dan Asia