JAYAPURA, KOMPAS.com - Kabupaten Jayapura merupakan wilayah induk dari beberapa wilayah pemekaran di Provinsi Papua, salah satunya adalah Kota Jayapura.
Dengan luas 17.517 kilometer persegi, wilayah administratif Kabupaten Jayapura terbagi menjadi 19 distrik/kecamatan yang sebagian besar letaknya berjauhan.
Meski merupakan salah satu kabupaten termaju di Papua, di mana terdapat Bandara Sentani, tetapi beberapa distrik di Kabupaten Jayapura masih terisolasi dan minim sentuhan pembangunan.
Salah satunya adalah Distrik Raveni Rara yang hanya bisa diakses melalui jalur laut.
Distrik tersebut bisa dicapai dengan kapal dari Distrik Depapre yang merupakan wilayah terdekat atau melalui Kota Jayapura dengan jarak tempuh cukup jauh.
Walau sebagian rumah warga di Kampung Yongso-Desoyo, yang merupakan Ibu Kota Distrik Raveni Rara, sudah cukup layak, tetapi mereka masih tertinggal. Tak ada aliran listrik dan jaringan telekomunikasi di distrik itu.
Baca juga: Kampung Kokonao, Jejak Pendidikan di Papua (Bagian 1)
Salah satu warga Kampung Yongso-Desoyo, Isak Ikari mengatakan, minimnya listrik dan jaringan telekomunikasi membuat aktivitas warga terkendala.
Lokasi terdekat untuk mendapatkan sinyal telekomunikasi adalah Distrik Depapre yang ditempuh sekitar 20 menit dengan kapal laut.
"Tidak ada sinyal di sini, wifi cuma ada di puskesmas, itu juga cuma malam saja," ujar Isak di Jayapura, Sabtu (2/7/2022).
Mengenai listrik, Isak menyebut warga yang memiliki uang lebih harus membeli genset atau memasang panel surya.
Namun, listrik yang ada biasanya hanya digunakan pada malam hari dan dipakai untuk penerangan saja.
Menurut dia, sebelum 2019, kampung tersebut memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) berkapasitas 25 KW yang dibangun Pemerintah Provinsi Papua.
Namun, fasilitas tersebut hancur pada 16 Maret 2019 akibat bencana banjir bandang.
"Dulu ada PLTMH, tapi ada banjir bandang pada 2019 dan kami sudah tidak dapat listrik lagi. Warga secara swadaya ada yang pakai genset sendiri atau pasang panel surya," terang Isak.