NUNUKAN, KOMPAS.com – Adanya sejumlah petani kelapa sawit mandiri dari pedalaman RI–Malaysia yang datang ke Kantor DPRD Nunukan, untuk meminta izin menjual TBS ke Malaysia, menjadi perhatian para pemangku kebijakan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Nunukan, Muhtar menyebut, persoalan tersebut tentu sebuah hal dilematis, apalagi masalah harga TBS menjadi masalah nasional.
"Untuk Ketentuan harga TBS di daerah, diputuskan oleh pemerintan provinsi dengan mengundang PKS, petani kelapa sawit, Apkasindo dan DPRD. Kami Pemda Nunukan hanya anggota, dan keputusan ada pada Provinsi," kata Muhtar, Jumat (1/7/2022).
Dalam kesepakatan, disetujui harga tertinggi pada Juni 2022 sebesar Rp 2.627 per kg dan harga terendah sebesar Rp 2.366 per kg.
Baca juga: Harga TBS Anjlok Rp 500.000, Petani Sawit: Tolong Izinkan Kami Jual ke Malaysia, di Sana Rp 5 Juta
Terbaru, dalam rapat penentuan harga TBS pada 28 Juni 2022, harga terendah Rp 1.362 dan harga tertinggi Rp 1.514 per kg. Kesepakatan tersebut berlaku mulai 1–13 Juli 2022.
Menyoal petani mandiri yang datang ke DPRD dengan tuntutan agar perusahaan terdekat menerima hasil panen mereka, lanjut Muhtar, pada Permentan Nomor 1 Tahun 2008 Pasal 4, secara jelas menyatakan, perusahaan membeli TBS produksi pekebun mitra melalui kelembagaan pekebun untuk diolah dan dipasarkan sesuai dengan perjanjian kerja secara tertulis yang diketahui Bupati atau Gubernur sesuai kewenangannya.
"Jadi yang ditetapkan pemerintah, hanya bagi petani plasma dan kemitraan di luar petani mandiri," ujar dia.
Untuk masalah ini, pemerintah daerah bersama Apkasindo sepakat untuk mengajukan usulan perubahan atas Permentan tersebut, dengan tujuan supaya petani mandiri juga terakomodir.
Sementara, terkait ditolaknya hasil panen TBS petani Kelapa Sawit Sebakis, lanjut dia, perusahaan setempat beralasan hanya menerima TBS jenis Tenera.
Sementara jenis TBS milik petani adalah Dura.
Bedanya, Tenera memiliki biji kernel kecil dengan sabut tebal sehingga memiliki kandungan minyak jauh lebih banyak ketimbang Dura yang memiliki kernel besar dan sabut lebih tipis.
"Petani mandiri diharapkan bisa bermitra dengan perusahaan di sekitarnya. Kalau tidak bermitra, tidak bisa dipaksakan hasil panen TBS masuk, rusak alat perusahaan nanti," ujar dia.