Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Narapidana di Riau Diajarkan Membuat Batik Khas Kuansing

Kompas.com - 30/06/2022, 13:19 WIB
Idon Tanjung,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebanyak 20 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Teluk Kuantan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) belajar membuat batik khas Kuansing.

"Dari 380 penghuni Lapas Teluk Kuantan, 20 orang terpilih mengikuti pelatihan membuat batik khas Kuantan Singingi," ujar Kepala Lapas Teluk Kuantan, Bejo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (30/6/2022).

Bejo menjelaskan, pelatihan membatik ini terselenggara dengan adanya perjanjian kerja sama (PKS) antara Lapas dengan Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Kuansing, serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kuansing.

Baca juga: Dirjen WHO Pakai Batik Saat Pertemuan di Yogya, Menkes Budi: Pak Tedros Terlihat Lebih Muda

Pelatihan membatik digelar mulai 28 Juni 2022 dan berlangsung selama tiga hari.

"Instrukturnya langsung didatangkan dari Asosiasi Batik Kuantan Singingi," sebut Bejo.

Menurut dia, Batik Kuansing saat ini sedang melejit namanya. Banyak pejabat di Riau, mulai dari Gubernur dan Bupati, Wakil Bupato, dan ibu-ibu pejabat yang memakainya.

Apalagi semenjak adanya surat edaran Bupati Kuansing tentang pakaian dinas batik yang mengutamakan motif Batik Kuansing pada akhir Tahun 2021 lalu, permintaan di pasar semakin banyak.

Batik Kuansing pun semakin diminati semua kalangan baik kalangan muda, masyarakat, maupun eksekutif dan perkantoran.

"Kami apresiasi setinggi-tingginya kegiatan membatik ini. Karena pada dasarnya sesuai dengan sistem pemasyarakatan bahwa setiap WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) berhak mendapatkan pembinaan baik berupa pembinaan mental kerohanian, skill dan keterampilan, olahraga, dan lainnya. Kami berharap keterampilan membatik ini bisa menjadi bekal mencari nafkah setelah selesai menjalani masa hukumannya," ucap Bejo.

Dengan adanya kerja sama dengan Diskoperindag dan Dekranasda Kabupaten Kuansing, kata Bejo, pihak Lapas dan warga binaan tak perlu lagi pusing-pusing memikirkan modal dan pemasaraan.

Bejo mengatakan, napi diajarkan membuat berbagai motif batik khas Kuansing. Seperti motif Jalur, motif Perahu Baganduong, motif Takuluok Barembai, motif Dayung, motif Randai, dan sebagainya.

Masing-masing motif memiliki filosofi yang berbeda. Nantinya warga binaan akan diajarkan motif lainnya.

"Ada 20 motif Batik Kuansing yang didaftarkan Ke Kemenkumham dan sudah mempunyai sertifikat Kekayaan Intelektual (KI)," sebut Bejo.

Baca juga: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Puji Direktur Jenderal WHO Kenakan Batik

Kegiatan napi membatik ini diapresiasi oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Riau, Muhammad Jahari Sitepu.

Ia berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kuansing yang memberikan perhatian dan dukungan kepada warga Lapas Teluk Kuantan yang sebahagian besar merupakan warga Kuansing juga.

"Batik Kuansing ini sedang viral. Masyarakat sudah banyak yang memakainya, selain ke kantor juga ke tempat-tempat pesta. Jadi nilai ekonomisnya sangat tinggi. Saya harap WBP serius mengikuti pelatihan, nanti ilmunya bisa dipakai untuk berwirausaha dan mencari nafkah. Jangan lagi melakukan pekerjaan yang melanggar hukum," kata Jahari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Regional
Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com