Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pariwisata Tolak Kenaikan Harga Tiket dan Pembatasan Pengunjung Taman Nasional Komodo

Kompas.com - 28/06/2022, 18:53 WIB
Nansianus Taris,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Rencana pemerintah yang akan menaikkan harga tiket dan membatasi jumlah pengunjung di Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT menuai penolakan keras dari pelaku pariwisata.

Rencananya tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo menjadi Rp 3,75 juta per orang untuk periode satu tahun mulai 1 Agustus mendatang. Selain itu pengunjung juga akan dibatasi 200.000 orang per tahun. 

Ketua Insan Pariwisata Indonesia DPD NTT, Rafael Tadowela, menolak keras wacana tersebut karena dinilai sangat provokatif dan tendensius.

Baca juga: Satu Wisatawan yang Tenggelam di Perairan Taman Nasional Komodo Ditemukan

"Dengan tiket Rp 3,75 juta, itu berarti Taman Nasional Komodo sangat ekslusif. Saya minta untuk tutup saja, jangan dikunjungi," ujar Rafael saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (28/6/2022).

Rafael menuturkan, harga tiket yang dipatok Rp 3,75 itu terlalu mahal dan hanya orang tertentu yang bisa membayarnya. 

"Orang-orang kaya saja yang bisa datang, sedangkan masyarakat menengah ke bawah tidak bisa," katanya. 

Padahal, kata dia, kawasan Taman Nasional Komodo itu semestinya mengusung asas universalitas yang harus dilihat semua orang. 

Baca juga: KLHK: Pengunjung di Taman Nasional Komodo Perlu Dibatasi

Namun dengan harga tiket masuk Rp 3,75 juta, ia khawatir hanya orang tertentu yang bisa masuk. 

"Artinya negara sendiri yang menciptakan diskriminasi terhadap ekosistem kawasan Taman Nasional komodo," katanya.

Rafael menjelaskan, Taman Nasional Komodo masuk dalam kawasan konservasi di Indonesia seperti Gunung Bromo, Kelimutu, dan yang lainnya.

Untuk itu, kebijakan menaikkan harga tiket dan pembatasan kuota pengunjung seharusnya berlaku di semua kawasan taman nasional.

"Jangan hanya di TN Komodo. Itu sangat diskriminatif terhadap pelaku pariwisata di Labuan Bajo serta Flores umumnya," ujarnya.

Foto dirilis Minggu (4/7/2021), memperlihatkan wisatawan melihat komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pandemi Covid-19 yang menghantam sektor pariwisata, membuat pemerintah terus melakukan penataan di kawasan Labuan Bajo dengan harapan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang menurun saat ini.ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA Foto dirilis Minggu (4/7/2021), memperlihatkan wisatawan melihat komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pandemi Covid-19 yang menghantam sektor pariwisata, membuat pemerintah terus melakukan penataan di kawasan Labuan Bajo dengan harapan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang menurun saat ini.

Tutup total

Jika harga tiket memang naik, kata dia, pemerintah mesti mengubah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 terkait dengan pendapatan negara non pajak.

"Ubah semua. Rp 3,75 juta semua seluruh Indonesia," tegas dia.

Adapun, Rafael mengusulkan, apabila kenaikan harga tiket dan pembatasan kuota pengunjung bertujuan untuk konservasi, maka Taman Nasional Komodo sebaiknya ditutup total agar tidak ada nilai komersial sama sekali. 

Baca juga: Wisatawan Bakar Petasan di TN Komodo, BTNK Diminta Terbitkan Lisensi Konservasi bagi Guide

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Regional
PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

Regional
2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

Regional
131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

Regional
Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Remaja 17 Tahun Bunuh Anggota Polisi di Losmen Lampung Tengah, Korban Sempat Dicekoki Miras

Regional
Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Regional
Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com