CILACAP, KOMPAS.com - Pencemaran akibat tumpahan minyak di perairan Cilacap, Jawa Tengah, tidak hanya terjadi kali ini saja.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Sarjono mengatakan, kejadian serupa kali terakhir terjadi sekitar enam tahun lalu.
"Sudah beberapa kali kejadian seperti ini, terakhir kejadian sekitar 5-6 tahun lalu. Baru ada kejadian lagi ini," kata Sarjono saat dihubungi, Selasa (28/6/2022).
Baca juga: Pembersihan Tumpahan Minyak di Perairan Cilacap Terkendala Cuaca
Meski demikian, kata Sarjono, dampak kejadian kali ini tidak separah kejadian enam tahun lalu.
"Kalau yang sekarang tidak separah dulu," ujar Sarjono.
Lebih lanjut Sarjono berharap, Pertamina bertanggungjawab atas pencemaran yang terjadi di perairan.
"Harapan kami ada respon dari pihak Pertamina. Saya lihat dari pagi diadakan rapat dulu, harapan kami sehabis rapat bisa menyelesaikan persoalan ini, terutama nelayan yang membantu membersihkan," kata Sarjono.
Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap Cecep Supriyatna mengatakan, telah menerjunkan tiga tim untuk mendata nelayan yang membantu membersihkan.
Diberitakan sebelumnya, tumpahan minyak berceceran di sekitar perairan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (28/6/2022).
Selain pencemaran air laut, tumpahan minyak di peraian Cilacap juga mengakibatkan bau yang menyengat.
Tumpahan itu kali pertama diketahui, Senin (27/6/2022) sekitar pukul 17.30 WIB. Hingga saat ini Pertamina masih menginvestigasi penyebab tumpahan minyak tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.