Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengketa Lahan di Pasaman Barat belum Selesai, DPD RI Beri Peringatan Keras ke PT TRR

Kompas.com - 24/06/2022, 17:49 WIB
Perdana Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Sengketa tanah antara masyarakat Jawa Trans Repatrian (pengungsi) Suriname di Nagari Aia Gadang, Pasaman Barat, Sumatera Barat dengan PT Tunas Rimba Raya (TRR) tak kunjung selesai.

Badan Akuntabilitas Publik (BAP) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang sudah memfasilitasi persoalan itu hampir sembilan tahun kewalahan menuntaskannya.

Terakhir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang difasilitasi DPD RI pada Kamis (23/6/2022), pihak PT TRR tidak hadir di Kantor Gubernur Sumbar.

Baca juga: Sengketa Tanah Ratusan Miliar Rupiah, Kakek yang Tewas Setelah Diteriaki Maling

"Mereka tidak hadir. Kita beri peringatan keras yang kita tembuskan ke Kapolda dan Gubernur Sumbar," kata Wakil Ketua BAP DPD RI, Asyera Respati A Wundalero yang memimpin RDP tersebut, Kamis (23/6/2022).

Peringatan keras diberikan kepada PT TRR agar koperatif menyelesaikan sengketa. Jika tidak, kasus akan diserahkan ke ranah hukum.

"Saat ini masih kita fasilitasi ya. Kalau mereka masih membandel, ya bisa ke arah sana, ranah hukum," kata Asyera.

RDP tersebut dihadiri tim BAP DPD RI seperti Alirman Sori, Edwin Pratama, dan lainnya, Bupati Pasaman Barat Hamsuardi, Direskrimum Polda Sumbar, Kombes Pol Sugeng Hariyadi, Kapolres Pasaman Barat, AKBP Aries Purwanto dan warga pengungsi Suriname.

Karena pihak PT TRR tidak hadir, akhirnya penyelesaian masalah sengketa itu menemui jalan buntu.

Kendati demikian, tim BAP DPD RI mengeluarkan sejumlah rekomendasi diantaranya memberi teguran PT TRR.

Kemudian meminta Bupati, Kapolres dan Kantor Pertanahan untuk membantu penyelesaian permasalahan Masyarakat Repatrian dari Suriname tersebut.

BAP DPD RI mendorong Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat bersama dengan instansi terkait untuk benar-benar memperhatikan kepentingan masyarakat Repatrian dari Suriname.

Salah seorang warga, Fidrik mengungkapkan sengketa, bermula pada Februari 1954, Pemkab Pasaman (dulu Pasaman dan Pasaman Barat masih satu kabupaten) menerima 300 Kepala Keluarga transmigrasi Jawa-Suriname di Tongar.

Baca juga: Sepekan Dilantik Jokowi, Hadi Tjahjanto Tancap Gas Selesaikan Sengketa Lahan di Pemalang

Sebelumnya masyarakat menyerahkan lahan 2.500 hektare ke Pemerintah untuk diserahkan ke warga transmigran dengan SK Bupati Pasaman tahun 1953.

Lalu PRRI meletus 1957-1959, para transmigran tetap bertahan di tempat.

Tahun 1968 ada penambahan transmigran dari Jawa sebanyak 101 KK. Tahun 1986-1987 masuk CV Tunas Rimba Raya (TRR) dipimpin Edi Hartono untuk menyewa lahan guna digarap tanaman ubi dengan sewa tanah Rp 15 ribu per hektare yang dibayar setelah panen.

"Di tengah jalan terjadi silang pendapat antara masyarakat dengan Tunas Rimba Raya," kata Fidrik.

Kemudian, sekarang masyarakat menuntut bahwa tanah itu masuk ulayat Nagari Aia Gadang.

Tanah tersebut sekarang ini ada yang dipegang oleh kelompok tani dan sebagian ada yang dikuasai masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com