BENGKULU, KOMPAS.com - Matahari mulai merendah ke peraduan sebelah barat menebar sinar teduh. Biru laut Pantai Laguna, Desa Merpas, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, pun menghampar sebening kaca.
Tak jauh dari sana, perahu cadik nelayan berbaris rapi di bibir pantai di atas pasir kasar berwarna putih.
Ombak kecil menyapu pantai berpasir menghasilkan suara gemerincing laksana kaki penari bergelang lonceng kecil.
Baca juga: Motif Pelaku Aborsi di Mataram, Kesal Tak Diizinkan Pacar Makan Gurita Saat Mengidam
Semilir angin sore dan cerita nelayan tentang laut, hasil tangkapan, ditemani kopi menjadi sore di Pantai Laguna begitu hidup.
Kepala Desa Merpas, Kurniawan Syahputra, saat ditemui Kompas.com di Pantai Laguna menatap jauh pada dua boya (pelampung) sebagai penanda kawasan konservasi gurita Desa Merpas.
Sekitar tiga bulan terakhir, para nelayan Desa Merpas menyepakati dua hektar kawasan laut daerah itu mereka jadikan wilayah konservasi gurita.
"Dua boya (pelampung) di tengah laut itu adalah penanda kawasan terlarang memancing gurita. Para nelayan bersepakat langkah itu dilakukan untuk pembesaran dan pembiakan gurita," jelas Kurniawan sambil menunjuk ke tengah laut, Kamis (23/6/2022).
Kesepakatan larangan tangkap di dua hektar kawasan laut itu, menurut dia, berangkat dari keluhan nelayan setempat karena mulai sulitnya mendapatkan gurita.
Maklum, selama ini para nelayan begitu massif menangkap gurita, bahkan semua ukuran gurita bila terkena pancing maka ditangkap.
Alhasil, gurita mulai langka di pasaran. Harga pun menjadi mahal sekitar Rp 80.000 per kilogram gurita basah.
"Harga mahal gurita sulit didapat," beber dia.
Baca juga: Pemda Kaur Bengkulu Pecahkan Rekor Dunia, Masak 10.500 Tusuk Sate Gurita
Memasuki bulan keempat larangan tangkap diberlakukan, Mei 2022, para nelayan bersepakat areal larangan tangkap gurita dibuka, nelayan diperbolehkan menangkap gurita. Hasilnya mencengangkan.
"Hasil pelarangan tangkap di wilayah dua hektar itu sungguh mencengangkan para nelayan berhasil memancing gurita ukuran 1,8 kilogram hingga 2 kilogram. Selama ini untuk mendapatkan gurita seberat 0,5 kilogram saja sulit," jelas Kurniawan.
Selain bobot gurita bertambah, jumlah gurita di areal konservasi juga bertambah.
Meri salah seorang nelayan setempat mengakui bahwa pembatasan dan penghentian sementara pemancingan gurita menghasilkan bobot dan jumlah gurita.