JAKARTA, KOMPAS.com - Tim dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu, Provinsi Bengkulu, melakukan media tour atau kunjungan media ke Kompas.com pada Rabu (22/6/2022) di Jakarta. Dalam kesempatan ini, mereka menyampaikan beberapa program kerja Pemkot Bengkulu, salah satunya konsep Rumah Sakit Ibu dan Anak Tino Galo (RS IATG) yang sumber daya manusianya diharapkan diisi perempuan semua.
Hadir dalam kesempatan tersebut adalah Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bengkulu Dr. Eko Agusrianto, M.si, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bengkulu Hendri Kurniawan, S.E., M.M., Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Sri Martiana, S.E., M.Si, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Bengkulu Noprisman. S.T., M.Si. Kedatangan mereka mewakili Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan.
Kepada Kompas.com, Sri Martiana menyampaikan update rencana pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Tino Galo yang ternyata selalin memiliki misi mulia, dalam operasionalnya memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dari rumah sakit pada umumnya. "Rumah sakit ini khusus ibu dan anak dan semua stafnya akan diisi perempuan," katanya.
Baca juga: Ruas Tol Ini Siap Beroperasi, Taba Penanjung-Kota Bengkulu Bisa 15 Menit
RS Tino Galo merupakan rumah sakit tipe C dan akan ada 104 sumber daya manusia yang diharapkan perempuan semua, mulai dari supir hingga direkturnya.
"RS yang stafnya wanita semua belum ada di Indonesia dan bahkan mungkin dunia. Cita-cita kita bisa menjadi RS Wanita Pertama. Nantinya RS Tino Galo akan bekerjasama dengan BPJS sesuai dengan arahan Pak Wali Kota yang ingin semua masyarakat terbantu," kata Martiana.
Pemkot Bengkulu mulai mengadopsi sistem kesehatan modern dan dalam kesempatan tersebut mereka memaparkan soal Universal Health Coverage (UHC). Melalui UHC, semua masyarakat Bengkulu tidak ada yang tidak terlayani, dan dipastikan tak ada kendala bagi warga hanya karena ketidakmampuannya.
Komitmen ini ditempuh dengan tujuan mengurangi kematian ibu dan anak. Targetnya tahun 2024 Kota Bengkulu sudah Zero Stunting dan tak ada lagi gizi buruk. Selain itu, Bengkulu juga berusaha menurunkan angka pernikahan dini dengan berkomitmen melalui MoU bersama Kementerian Agama.
Lalu mengapa ada konsep rumah sakit dengan semua SDM-nya perempuan? "Latar belakangnya, kultur di Bengkulu itu perempuannya seringkali merasa kurang nyaman dengan dokter laki-laki," kata Martiana.
Pihak Pemkot Bengkulu mengakui, tetap ada kendala dalam setiap prorgram termasuk RS Tino Galo ini. Mencari SDM yang semuanya perempuan pasti lebih sulit, terutama di bidang-bidang tertentu misalnya teknisi.
"Mungkin bidang yang sulit ini akan diisi dulu dengan laki-laki tetapi kedepannya diusahakan semuanya perempuan. Bidang medis khususnya penanganan melahirkan dilakukan oleh perempuan," kata Martiana.
Menurut Kadis Kominfo Kota Bengkulu Eko Agusrianto, respons masyarakat terkait konsep rumah sakit tersebut ternyata cukup tinggi karena berdekatan dengan Bantaeng, Bengkulu Tengah. Hal ini dimaksudkan agar penyebaran pertumbuhan tidak hanya ada di pusat kota.
Dalam kesempatan itu, Kadishub Kota Bengkulu Hendri Kurniawan juga menyampaikan paparan terkait harapan mereka terhadap pembangunan jalan tol dan rel kereta api di Kota Bengkulu.
Pembangunan jalan tol yang menghubungkan Kota Bengkulu dengan kota-kota lainnya diharapkan mampu menciptakan integrasi dan konektivitas, khususnya Bengkulu dengan Lampung, Jambi, dan Sumatera Barat (Belanja Sumba).
Baca juga: Lubuk Linggau-Kota Bengkulu Hanya 2 Jam lewat Jalan Tol
Dengan kemudahan konektivitas dan integrasi itu, Bengkulu telah membangun kota baru yang dekat dengan bandara dan pelabuhan. "Provinsi Bengkulu juga akan ada rel kereta api. Jadi transportasi akan semakin terintegrasi dari kota baru, bandara, dan pelabuhan," kata Hendri.
Harus diakui, banyak yang harus dibenahi seperti infrastruktur di Kota Baru, perlengkapan jalan, lampu jalan, dan lain-lain. Untuk infrastruktur lampu jalan, Bengkulu sudah bisa menghemat 50-60 persen listrik dengan mengganti lampu konvensional dengan panel surya.