KOMPAS.com - Candi Gebang terletak di Dusun Gebang, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Candi Gebang berjarak sekitar 11 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.
Candi Gebang bercorak Hindu yang ditemukan pada warga setempat pada November 1936 saat akan mengambil batu untuk bahan bangunan membuat rumah.
Candi Gebang ditemukan pada saat penemuan patung Ganesha oleh penduduk setempat.
Kemudian para ahli arkeologis melakukan penelitian tentang adanya kemungkinan candi di lokasi penemuan patung itu. Dengan, asumsi bahwa patung Ganesha adalah bagian bangunan.
Setelah adanya kepastian candi di daerah tersebut maka dilakukan penggalian rekonstruksi dan pemugaran yang pada tahun 1937 sampai 1939 di bawah pimpinan Van Romondt.
Baca juga: Candi Jago: Sejarah, Relief, dan Corak
Dari keberadaan lingga, yoni, dan arca Ganesha, dapat dipastikan bahwa Candi Gebang merupakan candi Hindu. Kemudian dilihat proporsi tinggi pada bagian kaki menjadi tanda bahwa candi dibangun pada tahun 730-800 M.
Candi Gebang merupakan bangunan dengan denah dasar persegi yang berukuran 5,25 x 5,25 meter dengan tinggi 7,75 meter.
Bahan dasar yang digunakan adalah batu andesit dengan tubuh candi berdiri di atas kaki setinggi 2 meter.
Pintu masuk ke ruangan tubuh candi terletak di sisi timur.
Sementara, bagian kanan kiri pintu masuk terdapat relung tempat arca. Relung utara terdapat arca Nandiswara, sedangkan relung bagian selatan dalam keadaan kosong. Konon, relung tersebut tadinya terdapat arca Mahakala.
Di sisi barat, terdapat relung Ganesha yang duduk di sebuah yoni dengan belalai ke utara.
Tidak ditemukan tangga untuk naik ke selasar. Muncul dugaan, tangga tersebut dibuat dari bahan yang rapuh, meskipun belum ada informasi tentang ketiadaan tangga tersebut.
Baca juga: Candi Brahu Mojokerto: Sejarah, Fungsi, dan Corak
Di dalam candi terdapat ruangan yang di bagian tengahnya terdapat yoni dan lingga. Saat ini, lingga yang tertancap di atas yoni sudah tidak ada di tempatnya. Sementara, atap candi tersusun dengan puncak berundak yang tegak di atas seroja.
Pada atap bagian luar terdapat relief dengan bentuk kepala manusia yang dibingkai oleh sebuah jendela. Relief yang sama juga dijumpai pada Candi Bima yang terdapat di kompleks candi Dieng, yang biasa disebut Arca Kudu.