BLORA, KOMPAS.com - Rumah seorang anggota polisi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah mendadak ramai dikunjungi oleh sejumlah siswa berkebutuhan khusus yang didampingi oleh walinya, pada Minggu (19/6/2022).
Kedatangan para siswa tersebut ke rumah anggota polisi itu untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler membuat batik dengan teknik ecoprint pada tas ataupun kerudung dengan dasar warna polos.
Anggota polisi bernama lengkap Puguh Agung Dwi Pambuditomo itu memang sudah terlalu akrab dengan siswa-siswi berkebutuhan khusus tersebut.
Puguh, sapaan akrabnya, mengaku sudah bersentuhan langsung dengan para disabilitas itu sekitar 10 tahun belakangan ini.
Pada kegiatan ekstrakurikuler kali ini, empat siswa SLB (sekolah luar biasa) itu diajari cara membuat batik menggunakan motif daun jati yang memang mudah banget didapatkan di Kabupaten Blora.
"Anak-anak berkunjung ke sini, datang ke rumah untuk membuat ecoprint membuat tas sama kerudung seperti biasa," ucap Puguh saat ditemui di kediamannya, Kelurahan Jepon, Kecamatan Jepon.
Dalam kesempatan tersebut, para siswa itu diajari cara membuat batik pada kerudung dan tas atau goodie bag.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menggelar kerudung yang warna dasarnya putih. Selanjutnya di bagian atasnya ditaruh beberapa daun jati untuk kemudian disemprot menggunakan air.
Setelah itu, proses selanjutnya menutup kerudung tersebut menggunakan plastik kresek berwarna hitam, untuk kemudian digulung.
Baca juga: Kisah Haru Kecelakaan di Baturiti Bali, Wayan Wandani Tewas Tertabrak Bus demi Selamatkan Putrinya
Gulungan tersebut selanjutnya dikencangkan dengan cara dililitkan menggunakan karet ban. Setelah terlihat kencang, kemudian dimasukkan ke baskom untuk dipanaskan sekitar satu jam.
Setelah dipanaskan sekitar satu jam, gulungan tersebut kemudian dibuka, sehingga sangat terlihat jelas motif batik ecoprint yang muncul pada kerudung tersebut.
"Ya Alhamdulillah ada pesanan dari donatur untuk membuat ini. Tujuannya untuk kegiatan anak-anak bersama orangtua wali murid untuk bisa menambah ekonomi jualannya," kata dia.
Polisi berpangkat bripka tersebut mengaku para siswa disabilitas itu mendapatkan pesanan dari donatur untuk membuat kerudung dengan teknik ecoprint sebanyak 50 buah. Tiap kerudungnya dijual seharga Rp 75.000.
"Untuk bahan warna semua alami, kita pakai dedaunan, kita pakai secang, dan daun-daun yang keluar warnanya, tidak ada bahan kimia sama sekali," ujar dia.
Pria yang saat ini bertugas di satuan lalu lintas itu mengungkapkan ide membuat batik menggunakan teknis ecoprint sudah muncul sejak dua tahun lalu.
Baca juga: Kisah Alim, Difabel Asal Semarang, Berjuang Nafkahi Keluarga dengan Berjualan Tahu Bakso