Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaget Buka Pintu Lihat Anaknya Terluka Parah, Buruh Tani Ini Mengadu ke Jokowi

Kompas.com - 10/06/2022, 06:05 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KUDUS, KOMPAS.com - Pagi itu 2 Desember 2021 lalu, Surachmat (38) warga Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah kaget bukan kepalang saat membuka pintu rumah menyaksikan putranya, MLF (19) sudah terkapar babak belur di depan rumah.

Seketika itu juga MLF yang terluka parah langsung dilarikan ke RSUD dr Loekmono Hadi Kudus untuk mendapatkan perawatan intensif.

"Saya terkejut melihat anak saya bersimbah darah saat mau ngantar istri. Pemeriksaan medis, kepala bengkak, rahang retak, dan luka-luka memar di sekujur tubuh. Dirawat inap 11 hari dengan biaya Rp 45 juta," kata Surachmat, Kamis (9/6/2022).

Baca juga: Bryan Yoga Kusuma Dikeroyok di Holywings Saat Bahas Proyek Pariwisata, 2 di Antaranya Oknum Polisi

Sejak insiden nahas dugaan pengeroyokan yang menyasar anaknya itu, Surachmat pun langsung berupaya melapor ke Polres Kudus. Laporan polisi tercatat dengan nomor LP/B/102/XII/2021/SPKT/RESKDS/JATENG tanggal 14 Desember 2021.

Namun, belakangan buruh tani itu hanya bisa geleng kepala lantaran hingga enam bulan ini belum ada penahanan, meski sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka pada April lalu.

Dalam surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan nomor B/102.d/V/2022/Reskrim salah seorang pelaku, MM yang tak lain tetangga korban sudah ditetapkan tersangka. Penetapan tersangka setelah dilaksanakan gelar perkara pada 7 April 2022.

"Saya minta keadilan dan para pelaku pengeroyok anak saya ditangkap. Anak saya bahkan trauma takut keluar rumah," tutur Surachmat.

Jengkel kasus dugaan penganiayaan anaknya tak kunjung tuntas, Surachmat lantas menggagas aksi "wadul" ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua MPR/DPR RI melalui rekaman video.

Video amatir yang berisi surat terbuka curahan hati Surachmat menagih janji keadilan hukum tersebut kemudian viral di media sosial.

Baca juga: Seorang Pemuda di Bandung Tewas Dikeroyok Temannya Sendiri

Dalam video pengaduannya, Surachmat meminta keadilan untuk kasus anaknya. Karena meski sudah ada penetapan tersangka, belum ada penahanan yang dilakukan.

"Kasus sudah lama hampir satu tahun di wilayah Kota Kudus Pak, khususnya Kapolres Kota Kudus Pak, namun belum juga terselesaikan. Kami sekeluarga dari korban memohon kepada Bapak Kapolri supaya menurunkan tim untuk menindaklanjuti kasus anak saya ini," kata Surachmat dalam video berdurasi 45 detik tersebut.

Menurut Surachmat, anaknya dikeroyok sejumlah orang pada 2 Desember 2021 dini hari. Saat itu anaknya yang sendirian mengendarai motor dipepet para pelaku di dekat Kantor Samsat Kudus hingga dihajar beramai-ramai.

Korban yang tergeletak tak sadarkan diri menerima bogem mentah selanjutnya diantarkan para pelaku ke depan rumah dan ditinggalkan begitu saja.

"Pengakuan anak saya pelaku ada empat orang. Sepertinya salah seorang pelaku dendam karena suatu ketika anak saya sempat ditodong rokok tapi tidak dikasih. Bahkan sempat diancam dibunuh," kata Surachmat.

Baca juga: Seorang Pelajar Dikeroyok Sekelompok Siswa Saat Melintas di Cempaka Putih

Bukti CCTV

Sementara itu, Kades Temulus, Suharto membenarkan adanya dugaan warganya yang dikeroyok. Pihak Desa Temulus juga sudah membantu memberikan rekaman CCTV saat korban diantar pulang para pelaku ke rumahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com