MANOKWARI, KOMPAS.com- Wakil Bupati Manokwari Selatan (Mansel) Papua Barat Wempi Rekung menanggapi tentang penghapusan tenaga honorer oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB).
Wempi mengatakan, penghapusan tenaga honorer dapat berimbas pada angka pengangguran.
"Kita berharap ini (honorer) sebagai upaya untuk mengentaskan pengangguran di Manokwari Selatan, kan janji politik kita akan membuat masyarakat lebih sejahtera, kalau nganggur kan jadi miskin," kata Wempi, Rabu (8/6/2022).
Baca juga: Ricuh, Massa Rusak Kantor Bupati dan Rumah Sakit di Manokwari Selatan
Sedangkan di sisi lain, sektor usaha sedang dihadapkan pada kondisi pandemi. Sehingga untuk mendorong membuka lapangan kerja pun terkendala.
"Ya, dorong swasta tapi dengan pandemi Covid-19, dorong apanya? Bantu ada tapi dorong enggak ada," kata Wempi.
Wempi Rengkung mengatakan, dulu Pemda Mansel sudah merekrut sekitar lebih dari 3.000 tenaga honorer.
"Tapi kan anak daerah berharap setelah pulang studi harus ada lapangan kerja baru, janji politiknya kan memberikan kesempatan lapangan kerja kan," ucapnya.
Baca juga: 3 Tenaga Medis Positif Covid-19, Pukesmas di Manokwari Selatan Ditutup Sepekan
Meski demikian, Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manokwari di era Pemerintahan Bupati Dominggus Mandacan itu menyebutkan soal keterbatasan anggaran dari Dana Alokasi Umum (DAU).
"Cuma kan pada akhirnya itu dari anggaran daerah juga to, itu sebabnya dari pemerintah pusat kita berharap DAU dengan pertimbangan dan kebijakan pemerintah pusat bertambah pegawai honor, dulu kan ditanggung oleh daerah, tapi kalau jadi ASN, jangan bebankan daerah semua," tuturnya.