Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Stok Sapi Kurang karena PMK, Balikpapan Datangkan 5.600 Ekor Kambing

Kompas.com - 08/06/2022, 10:51 WIB
Ahmad Riyadi,
Khairina

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjadi perhatian pemerintah tanpa terkecuali di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pasalnya stok sapi jelang Idul Adha diprediksi jauh berkurang.

Sehingga pemerintah setempat harus melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi kebutuhan daging kurban di Balikpapan. 

Baca juga: PMK Merebak di Gunungkidul, Harga dan Permintaan Daging Sapi Menurun

Bahkan pemerintah telah menetapkan beberapa daerah yang telah terjangkit wabah PMK, sebut saja Jawa Timur, Aceh, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta hingga Banten. Sehingga para peternak enggan mengambil sapi dari daerah tersebut.

Padahal kebutuhan sapi di Balikpapan sekitar 3.000 ekor sapi. Namun saat ini stok yang ada baru 1.300 ekor sapi saja, sehingga Balikpapan kekurangan sekitar 1.700 ekor sapi. 

"Kami membutuhkan sekitar 1.700 ekor sapi dari luar daerah seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi. Bersyukur sapi yang berasal dari NTT dan Sulawesi sudah bisa masuk ke Balikpapan, dengan syarat melakukan karantina selama 14 hari di daerah asal dan 3 hari Balikpapan," kata Heria Prisni, Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan pada Rabu (8/6/2022).

Sapi yang dibeli dari daerah NTT tersebut harus menjalani proses karantina terlebih dahulu selama 14 hari, lalu kemudian bisa dikirimkan ke Balikpapan.

Sapi harus terbebas dari penyakit atau gejala seperti mulut sariawan dan pecah-pecah, air liur menetes berlebihan dan kuku kaki melepuh. 

"Ketika sapi itu tidak menunjukkan gejala klinis, baru diperbolehkan untuk dikirim ke rumah potong hewan (RPH) ataupun dijual," tuturnya.

Baca juga: 29 Sapi Terjangkit PMK di Padang Sembuh, Tinggal 3 Ekor Masih Terpapar

Ia mengatakan, bahwa dalam waktu 2 minggu ini akan datang lagi sekitar 85 ekor sapi melalui surat karantina NTT dan Sulawesi.

Sedangkan untuk stok kambing ada 300 ekor, yang dibutuhkan kurang lebih 1.000 ekor.

Hanya saja surat yang masuk ke DP3 melalui rekomendasi dan sudah dalam tahap karantina ada sekitar 5.600 ekor kambing, hal ini untuk mengantisipasi kurangnya stok sapi yang dibutuhkan jelang Idul Adha. 

"Jadi dua minggu nanti akan masuk kambing sekitar 5.600 ekor, kalau sapi masih 85 ekor dari NTT dan Sulawesi," imbuhnya. 

Baca juga: Cegah Penyebaran PMK, Pemkab Klaten Imbau Masyarakat Tak Beli Hewan Ternak Baru

Meski Balikpapan tidak termasuk daerah pandemik PMK, tetapi diarahkan untuk menutup sementara jalur distribusi sapi maupun kambing dari luar daerah terdampak PMK. 

"Jangan sampai masuk Balikpapan, kasihan peternak sapi karena penularannya cepat sekali," tuturnya. 

Heria mengakui tingginya risiko kematian hewan ternak yang diakibatkan oleh wabah ini. Meski tidak berisiko terhadap manusia apabila dikonsumsi, wabah PMK tentu berdampak kerugian bagi peternak. 

"Sapi (ternak) bisa mati tiba-tiba kalau tertular, kasihan peternak kita kalau begitu. Sebenarnya kalau untuk dikonsumsi manusia, asalkan dimasak dengan benar masih aman," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com