GORONTALO, KOMPAS.com – Sejumlah anak muda mengenakan busana berhias sulaman karawo yang unik melintas di sisi tengah undangan di sebuah gedung pertemuan di Kota Gorontalo, Senin (6/6/2022).
Ratusan tatap mata penggemar busana mengikuti langkah mereka, menatap lekat motif dan warna sulaman yang paling rumit di dunia ini.
Padu padan antara warna, material kain dan benang, bentuk motif, dan model busana menjadi kombinasi unik yang selalu menjadi misteri keindahan busana sulam karawo.
Baca juga: Berkeliling Rumah Tenun Magelang, Jadi Tahu Alasan Kerajinan Ini Mahal
Temaram cahaya memberi kesan busana mewah dan berkelas yang dipakai para nou dan uti Gorontalo. Nou dan uti ini adalah sebutan bagi gadis dan jejaka di daerah ini.
Peragaan busana ini adalah penampilan adibusana karawo, sulaman khas kaum wanita Gorontalo yang pembuatannya memerlukan ketelitian dan kesabaran ekstra selama berminggu-minggu.
Proses penyulaman ini dimulai dengan memilih dan mencabut serat benang tertentu, satu demi satu di area yang ditentukan, seperti yang terlihat di pola motif.
Tidak semua perajin karawo mampu melaksanakan pekerjaan ini, hanya mereka yang terlatih yang diberi tanggung jawab memilih dan mengiris serat kain sebelum dicabut.
Baca juga: Mengenal Tenun Gringsing yang Dikenakan Puan Maharani, Penolak Bala dari Karangasem Bali
Usai serat kain dicabut akan membentuk pola serat horisontal dan vertikal yang kemudian diikat untuk membentuk seperti pada strimin.
Di bidang inilah kemudian penyulam melakukan pekerjaan sesuai dengan motif desain.
“Industri sulam karawo mendorong pertumbuhan ekonomi dan memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang memperkuat perekonomian masyarakat,” kata Hamka Hendra Noer penjabat Gubernur Gorontalo saat membuka Festival Gorontalo Karnaval Karawo, Senin (6/6/2022).
Festival yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo ini menjadi puncak kegiatan yang berbasis kerajinan sulaman karawo.
Sulaman unik ini tidak hanya menjadi penghias busana, saat ini dapat diaplikasikan di banyak barang yang menggunakan kain, seperti kipas, taplak meja, hingga hiasan dinding.
Festival Gorontalo karnaval karawo ini mengambil tema "Karawo Inspiring Sulawesi".
“Karnaval karawo ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi, menguatkan kemandirian pelaku ekonomi kreatif terutama pada subsektor fashion dan kuliner,” kata Rifli Katili Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo.
Rifli menambahkan, selain itu untuk memperluas lapangan kerja, pengembangan budaya dan pariwisata.
“Pemerintah Provinsi Gorontalo dan Balai Pelestarian Nilai Budaya pengusulan karawo sebagai warisan budaya tak benda dunia ke Unesco,” ujar Rifli Katili.
Festival ini menjadi bagian dari 110 kegiatan Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.