Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Gubernur Khofifah Minta Bupati dan Wali Kota di Jatim Bentuk Satgas Penanganan PMK

Kompas.com - 30/05/2022, 20:20 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta para bupati dan wali kota se-Jatim segera menerbitkan Surat Keputusan (SK) pembentukan Satuan Tugas (Satgas) penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayahnya masing-masing.

Satgas penanganan PMK tersebut, kata dia, adalah gabungan dari jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), maupun instansi terkait.

“Bupati dan wali kota, mohon segera mengeluarkan SK pembentukan Satgas PMK ini berkoordinasi dengan Komandan Distrik Militer (Dandim) dan Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolres),” kata Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com Senin (30/5/2022).

Hal tersebut dikatakan Khofifah saat Rapat Koordinasi (Rakor) “Percepatan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak” bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jatim di Ballroom Hotel Grand Mercure, Kota Malang, Senin.

Baca juga: Puluhan Sapi Terinfeksi PMK, Seluruh Pasar Hewan di Sragen Ditutup Selama 2 Minggu

Khofifah menyatakan, pembentukan Satgas tersebut harus dilakukan terutama di titik-titik pengumpulan hewan kurban.

Untuk itu, ia meminta mulai Senin (30/5/2022), harus lebih restriktif atau membatasi tempat masyarakat untuk mengakses hewan kurban.

Selain membentuk Satgas, Khofifah meminta bupati dan wali kota agar segera mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait panduan pemotongan hewan kurban.

Salah satu SE tersebut adalah menentukan lokasi pemotongan hewan kurban di titik Rumah Pemotongan Hewan (RPH) tertentu supaya proses pemantauan bisa lebih terkawal.

Baca juga: Permintaan Hewan Kurban Tinggi, Kota Batam Kekurangan 14.027 Ekor

Pengawasan dan pengecekan itu, sebut Khofifah, difokuskan pada sejumlah daerah di Jatim yang memiliki populasi sapi potong tertinggi.

Adapun lima besar daerah dengan populasi sapi potong terbesar di Jatim 2022, antara lain Sumenep, Tuban, Probolinggo, Jember, dan Bangkalan.

“Karena daerah-daerah ini tidak hanya menjadi supplier hewan kurban di Jatim sendiri, tetapi juga wilayah lain bahkan sampai provinsi lain,” kata Khofifah.

Berdasarkan data, total ada sejumlah 1,2 juta ekor ternak sapi di Jatim yang berpotensi siap potong di 2022, 

Baca juga: MUI Siapkan Panduan untuk Antisipasi Hewan Kurban Terkena PMK

Untuk populasi sapi dari 5,2 juta ekor sapi potong dan perah terdapat ketersediaan 441.371 ekor dengan potensi hewan ternak kurban sebanyak 108.136 ekor.

Sementara itu, dari populasi kambing sebanyak 4,3 juta ekor terdapat ketersediaan 659.270 ekor siap potong dengan potensi menjadi ternak kurban sebanyak 161.521 ekor.

Untuk domba, dari populasi 1,4 juta ekor terdapat ketersediaan 490.878 ekor domba siap potong dengan potensi menjadi ternak kurban sebanyak 120.265 ekor.

Baca juga: Kepri Kekurangan 693 Ekor Sapi untuk Hewan Kurban

Jika dibandingkan dengan pemotongan hewan kurban di Jatim, total pemotongan ternak kurban pada 2021 sebanyak 396.491 ekor. Adapun rinciannya, sapi 70.961 ekor, kambing 276.987 ekor, dan domba 48.531 ekor.

Jatim telah memproyeksikan pemotongan hewan kurban pada 2022 sebanyak 432.845 ekor. Ini dengan rincian sapi 87.965 ekor, kambing 296.349 ekor, dan domba 48.531 ekor.

Selain membentuk Satgas di kabupaten dan kota, Khofifah juga meminta para Bupati maupun wali kota untuk menyiapkan anggaran pengadaan.

Anggara ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan, sarana pendukung pengendalian, dan operasional petugas vaksinasi PMK.

Baca juga: Kasus PMK Pertama Ditemukan di Sumenep, Peternak Diminta Waspada

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com