Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Nihil Kasus PMK, Karimun Perketat Pengawasan

Kompas.com - 20/05/2022, 21:39 WIB
Hadi Maulana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Hewan ternak yang ada di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau hingga saat ini dipastikan bebas dari kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

"Sampai hari ini kami belum menemukan satupun kasus hewan ternak di Karimun yang terjangkit PMK," kata Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Karimun, Sukriyanto melalui telepon, Jumat (20/5/2022).

Sukriyanto menjelaskan, hingga kini pihaknya terus memantau tempat-tempat peternakan, khususnya sapi dan kambing.

"Kami terus melakukan pemantauan di tempat peternakan sejak munculnya kasus pertama PMK ini," beber Sukriyanto.

Baca juga: Dampak PMK, Harga Daging Segar di Batam Merangkak Naik

Selain itu, Kementerian Pertanian, sambung Sukriyanto, telah melakukan pengetatan terhadap lalu lintas atau distribusi hewan ternak dari daerah yang mencatat kasus PMK.

"Bahkan lalu lintas hewan ternak dari Provinsi Riau yang notabene tidak ada kasus PMK juga diperketat, ini kebijakan dari Kementerian Pertanian guna mencegah penyebaran kasus PMK," jelas Sukriyanto. 

Sukriyanto menyebut, pihaknya sudah mengundang para pemasok mengenai kebijakan pengetatan lalu lintas hewan ternak.  

"Kami sudah panggil para pemasok untuk mensosialisasikan tentang penanganan kasus PMK di Karimun saat ini," beber dia.

 Baca juga: Positif PMK, 4 Sapi di Semarang Diisolasi 14 Hari

Atas kondisi itu, ia mengimbau masyarakat  Karimun untuk tidak panik atas mewabahnya kasus PMK pada hewan ternak.

"Jangan panik terhadap wabah PMK ini, hewan ternak di Karimun semuanya sehat karena kita sudah turun dan melakukan upaya pencegahan secara langsung," ucap Sukriyanto.

Diketahui, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau dikenal sebagai Foot and Mouth Disease adalah penyakit hewan menular yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan babi.

Gejala yang paling tampak adalah demam, blister di mulut, kaki, dan air liur kental pada hewan ternak tersebut.

Salah satu dampaknya seperti blister atau kantung besar berisi air yang berkembang di kulit. Jika pecah akan meninggalkan luka terbuka yang sangat perih. Luka ini bahkan membutuhkan waktu hingga 10 hari untuk sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pria di Alor yang Bacok Temannya Usai Kabur 3 Hari

Polisi Tangkap Pria di Alor yang Bacok Temannya Usai Kabur 3 Hari

Regional
Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Seorang Pemuda di Rokan Hulu Bunuh Temannya gara-gara Buah Sawit

Regional
Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Dialog RI-China di Labuan Bajo NTT, Indonesia Usulkan Program Pelabuhan Karantina Kembar

Regional
Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com