Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Buku Nasional, Membaca "Mustika Rasa" Buku Kuliner Warisan Presiden Soekarno untuk Indonesia

Kompas.com - 17/05/2022, 11:17 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Hari Buku Nasional atau Harbuknas selalu diperingati setiap tanggal 17 Mei sejak tahun 2002.

Penetapan 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional tak lepas dari Menteri Pendidikan Nasional era Kabinet Gotong Royong masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai Hari Buku Naisonal bertepatan dengan pendirian Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tepat pada 17 Mei 1980.

Berbicara buku tak bisa dilepaskan dari sosok Presiden Pertema Republik Indonesia, Soekarno.

Baca juga: Warisan Kuliner Presiden Soekarno untuk Indonesia, Buku Mustika Rasa

Tak banyak yang tahu jika Soekarno 'melahirkan' buku Mustika Rasa yang berisi resep-resep kuliner Indonesia dengan tebal 1.123 halaman.

Dikutip dari buku Jejak Rasa Nusantara yang ditulis Fadly Rahman, proyek pembuatan buku tersebut berawal saat Menteri Pertanian Brigadir Jendral Dr Aziz Saleh mengirimkan memo ke staf di kementeriannya, Sunardjo Atmodipuro dan Harsono Hardjhutomo pada 12 Desember 1960.

Memo tersebut berisi instruksi agar Lembaga Tehnologi Makanan (LTM) menyusun satu buku masak yang lengkap untuk seluruh Indonesia.

LTM pun menjali kerja sama dengan lembaga lain termasuk berbagai pengarang kookboeken Indonesia hingga organisasi wanita.

Baca juga: Mustika Rasa, Cara Soekarno Mewujudkan Kebinekaan lewat Kuliner

Dalam proyek ini, Harsono Hardjhutomo ditunjuk sebagai ketua panitia.

Disebutkan, motif pemerrintah khusushnya Sekarno untuk membuat buku ini karena banykanya pemberitaan yang menyudutkan pemerintahan dengan berita-berita kelaparan di bebagai wilayah.

Pemerintah pun melarang media lokal memuat pemberitaan terkait kelaparan. Pada Desember 1963, Soekarno mengatakan jika semua pemberitaan oleh media asing terkait kelaparan di Indonesia adalah bohong.

Baca juga: 6 Rekomendasi Tempat Kuliner Sekitar Hutan Bambu Keputih Surabaya

Kumpulkan resap dari Sabang sampai Merauke

Ilustrasi kuliner ayam panggangDok. Pexels/calvin lee Ilustrasi kuliner ayam panggang
Proyek buku itu resmi berjalan tahun 1961. Sesuai dengan intruksi menteri, buku itu memuat jenis masakan yang ada di Sabang hingga Merauke.

Harsono, sebagai ketua panitia menyiapkan langkah. Pada tahun 1961 hingga tahun 1962, ia dan timnya mengirimkan angket dengan memanfaatkan pamong praja serta organisasi perempuan.

Dengan angket tersebut panitia mendapatkan catatan berupa nama-nama masakan. Dari angket tersebut, panitia akan memilih masakan mana yang sudah dikenal dan belum dikenal.

Namun cara angket tidak memuaskan panitia karena banyak angket yang tidak kembali dan hanya seidkit yang diterima. Selain itu nama makanan yang diterima didominasi dari masyarakat Jawa.

Baca juga: Rekomendasi Kuliner di Jalur Pantai Utara Jawa, Ada Nasi Jamblang hingga Rujak Soto

Namun proyek terus berjalan. Tanpa menyadari hal itu, panitia melakukan pembaharuan medote pada masa tahap kedua dan ketiga yang berlangsung sejak tahun 1962 hingga 1964.

Pada tahap ini, angket pengumpulan nama dan jenis makanan ditambah dengan kelengkapan susunan resep.

Mereka bekerjasama dengan lembaga seperti pendidikan, pertanian, perikanan, kesehatan dan sebagainya.

Kala itu panitia pun menugaskan tiga sarjana muda nutrituion untuk mengumpulkan resep langsung dari sumbernya, bahkan mengadakan uji resep di tempat dengan para ibu yang mendemonstrasikan resep.

Baca juga: Festival Makanan Pulang Semarang, Rekomendasi Kuliner bagi Para Pemudik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com