BANGKA, KOMPAS.com- Lebih dari 600 kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi ditemukan di wilayah Kepulauan Bangka Belitung.
Pemerintah daerah meminta masyarakat tidak panik karena tidak ada indikasi penularan terhadap manusia dan daging hewan tersebut tetap bisa untuk dikonsumsi.
"Saat ini sudah ditangani dengan baik. Ini hanya perlu karantina dan diobati," kata Sekretaris Dinas Pertanian Bangka Belitung Tri Wahyuni saat rapat koordinasi di kantor gubernur, Jumat (13/5/2022).
Baca juga: Cegah Penyebaran PMK, Jabar Perketat Jalur Masuk Hewan Ternak
Tri menuturkan, temuan awal berada di daerah Bangka Barat dan Pangkalpinang masing-masing sebanyak 300 ekor.
Ternak sapi yang terkena PMK kata Tri, membutuhkan bantuan khusus berupa asupan langsung makanan ke bagian mulut.
Sementara yang terjangkit pada bagian kuku, bisa menyebabkan kelumpuhan.
"Potensi kerugian pada peternak karena harus panen sebelum waktunya. Harga bisa juga turun," ujar Tri.
Baca juga: PMK Serang Domba Garut, Laga Ketangkasan dan Pasar Hewan Dihentikan Sementara
Beruntung, saat ini, kata Tri, serangan PMK pada sapi masih berada pada taraf bisa dikendalikan.
Untuk itu butuh pengawasan lebih ketat agar sapi yang terindikasi bisa langsung ditangani dengan baik.
"Kalau dari Kementan kita memang belum masuk darurat, baru Jatim dan Aceh," ujar Tri.
Pj Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin meminta temuan PMK pada sapi diperhatikan secara khusus.
Ridwan juga menyarankan langkah pencegahan secara dini seperti penggunaan disiinfektan di lokasi kandang yang terjangkit.
"Ini memang perlu dicegah, mungkin pakai disiinfektan," ujar Ridwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.