Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah PMK Merebak di Lombok Tengah, Pasar Hewan Ditutup Sementara

Kompas.com - 13/05/2022, 14:47 WIB
Idham Khalid,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Pasar hewan di Kabupaten Lombok Tengah, NTB ditutup sementara imbas wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti sapi. 

Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto mengatakan, penutupan ini dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit semakin meluas.

"Kita akan melakukan penutupan sementara pasar hewan sebagaimana Surat Edaran Bupati yang akan diterbitkan," ungkap Artanto, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Puluhan Sapi di Lombok Tengah Positif Terjangkit PMK, Dinas Peternakan Berikan Vitamin

Artanto menuturkan, solusi sementara yang ditawarkan Polda NTB untuk mengantisipasi kasus PMK adalah mengkarantina hewan yang terjangkit.

"Sementara belum ditemukan solusinya, kita harus karantina hewan yang terjangkit PMK," kata Artanto.

Ia menjelaskan, penyakit PMK ini sudah ditemukan di dua Kandang Kelompok Tani Ternak yang ada di Lombok Tengah yakni kandang kolektif Kelompok Tani Tunas Urip, Dusun Pejongah, Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah, dan Kandang kolektif, Kelompok Tani Raju Rame, Dusun Palak, Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah.

Pihaknya mengungkapkan turut membantu Pemkab Lombok Tengah menangani kasus PMK lantaran jika tidak segera ditangani akan menyebar ke hewan ternak lainnya. 

Disampaikan Artanto, polisi juga akan mengantisipasi penjualan ternak sakit yang diduga mengalami PMK guna menghindari penyebaran yg lebih luas.

Baca juga: 4 Sapi dan Kambing di Kota Semarang Terdeteksi Gejala PMK

Ia menjelaskan bahwa PMK merupakan penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan oleh virus type A dari famili picornaviridae genus apthohirus yang menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba.

Gejala yang dialami hewan terjangkit PMK adalah demam tinggi dengan suhu 39-41 derajat celcius, keluar lendir berlebih dari mulut dan berbusa, luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, ternak tidak mau makan, pincang, luka pada kaki berakhir dengan lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, hingga napas yang lebih cepat.

Menurut Artanto, Indonesia telah dinyatakan bebas PMK sejak tahun 1986 dan dinyatakan sebagai negara bebas penyakit PMK oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) pada 1990.

Sebelumnya diberitakan, ratusan sapi di Lombok Tengah terjangkit PMK.

Baca juga: Nestapa Peternak di Lumajang, Pilih Jual Sapi dengan Harga Murah Imbas Wabah PMK

 

Dinas Pertanian, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner melakukan pengobatan dan penyemprotan pada ternak yang ada di kandang kolektif kelompok tani di kabupaten tersebut.

Sementara untuk rencana tindak lanjut, tetap melakukan pendampingan terhadap kebijakan berupa pengebalan, pengobatan, dan penyemprotan disinfektan terhadap hewan yang diduga mengalami PMK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com