KOMPAS.com - Provinsi Lampung terletak di ujung selatan Pulau Sumatera.
Meskipun berada di pulau Sumatera, Lampung lebih banyak dihuni oleh suku Jawa ketimbang penduduk asli Lampung.
Salah satunya terlihat dari penggunaan bahasa Jawa dalam keseharian.
Dari data jumlah penduduk, penduduk dari suku Jawa menjadi penduduk mayoritas di Lampung.
Sebagai gambaran, dalam lib.ui.ac.id disebutkan pada tahun 2000 jumlah suku Jawa di Lampung sebanyak 61,8 persen dan penduduk Lampung sebanyak sekitar 11,9 persen dari seluruh total penduduk di Lampung. Sisanya merupakan penduduk dari suku lain yang datang ke Lampung.
Lalu, mengapa di Lampung, banyak orang Jawa?
Keberadaan orang Jawa di Lampung terkait dengan transmigrasi dari Jawa ke Lampung.
Transmigrasi pertama pada tahun 1905 pada masa Hindia Belanda yang disebut kolonisatie, program perpindahan penduduk versi Hindia Belanda pada abad XX.
Saat itu, Lampung di datangi penduduk dari Bagelen, Karesidenan Kedu, sekarang kecamatan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Sebanyak 155 kepala keluarga (KK) di tempatkan di Gedong Tataan, sekarang ibu kota Kebupaten Pesawaran.
Transmigrasi zaman Hindia Belanda dilakukan atas latar belakang "politik balas budi" setelah Belanda mendapatkan keuntungan atas kerja paksa di bawah cultuurstelsel.
Baca juga: Mengenal Tradisi Sekura, Pesta Topeng Rakyat pada Bulan Syawal di Lampung Barat
Baca juga: Transmigrasi: Pengertian, Sejarah, Tujuan, Jenis, Syarat, dan Dampak
Baca juga: Apa itu Migrasi, Imigrasi, Transmigrasi dan Emigrasi?
Transmigrasi juga untuk untuk menguraikan kemelaratan di pulau Jawa karena kerja paksa dan cultuurstelsel.
Transmigrasi berlanjut hingga tahun 1941. Tercatat sepanjang 1905-1941, beberapa daerah di Lampung menjadi tujuan transmigrasi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu:
Setelah masa kemerdekaaan transmigrasi maupun migrasi penduduk dari Jawa ke Lampung terus berlanjut.
Orang Jawa di Lampung berkomunikasi dengan bahasa Jawa, terutama saat mereka berkomunikasi dengan sesama orang Jawa.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.