Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Banten International Stadium Pakai Bahasa Asing, Gubernur Wahidin: Biar Dunia Tahu Kita Punya Stadion

Kompas.com - 10/05/2022, 18:23 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Gubernur Banten Wahidin Halim menanggapi adanya kritik terkait penamaan Banten International Stadium (BIS) menggunakan bahasa asing atau Inggris.

Wahidin menjelaskan, penggunaan bahasa asing ini agar dunia mengetahui bahwa Provinsi Banten memiliki stadion bertaraf internasional dan berstandar FIFA.

Baca juga: Jakarta Punya JIS, Banten Miliki BIS, Mana Lebih Megah?

"Emang salahnya apa? sekarang sudah jadi bahasa anak-anak, bahasa medsos, bahasa modern," kata Wahidin, usai meresmikan Banten International Stadium di Kota Serang, Senin (9/5/2022) malam.

Baca juga: Banten International Stadium Gunakan Nama Berbahasa Asing, Ini Alasan Gubernur Wahidin Halim

"Kita menamakan itu (BIS) untuk mengatakan kepada masyarakat dunia kita punya stadion. Sekarang orang banyaknya pakai bahasa inggris sehari-hari, cucu saya pakai bahasa inggris," ujar Wahidin.

Wahidin mengatakan, meski menggunakan bahasa asing, BIS tidak menghilangkan budaya Banten.

Di stadion yang menelan biaya Rp 874 miliar ini, terdapat ornamen udeng atau ikat kepala khas Banten dan ada desain batik Banten di fasad stadion.

"Tidak berarti menghilangkan budaya, biarkan saja yang kaya gitu (protes)," ujar Wahidin.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Banten Wahidin Halim meresmikan Banten International Stadium (BIS) yang berada di Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten, Senin (9/5/2022) malam.

Pembangunan BIS menelan biaya Rp 874 miliar yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten.

BIS berdiri di lahan seluas 60 hektare dan mempunyai bangunan seluas 78.116 meter persegi.

Selain itu, BIS memiliki sebanyak 30.038 kursi dengan menggunakan rumput jenis zoysia matrella dari Italia. (Penulis Kontributor Serang, Rasyid Ridho | Editor I Kadek Wira Aditya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com