JAMBI, KOMPAS.com - Beberapa warga mengeluhkan tentang cuaca Jambi yang lebih panas dari biasanya.
Beberapa dari warga harus menghidupkan AC dan kipas angin lebih sering dari biasanya.
Setelah ditelusuri ternyata dalam beberapa waktu ini suhu maksimum Jambi cenderung meningkat.
Baca juga: Satgas Penyakit Sapi Dibentuk di Lumajang untuk Tangani Wabah Penyakit Mulut dan Kaki
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Thaha Jambi mencatat, suhu maksimum Jambi sejak Lebaran sempat menembus 34 derajat celcius.
“Untuk Kota Jambi sempat tembus 33 derajat celcius. Sampai dengan hari ini tercatat suhu maksimum di sekitar Kota Jambi mencapai 34 derajat celcius,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Sultan Thaha Jambi, Ibnu Sulistyono pada Senin (9/5/2022) melalui pesan WhatsApp.
Ibnu mengungkapkan, suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena gelombang panas atau yang disebut WMO sebagai heatwave.
“Yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas terik dalam skala variabilitas harian,” katanya.
Sementara suhu rata-rata di Kota Jambi biasanya 27 derajat celcius.
Baca juga: BMKG Prediksi Cuaca Panas Sampai Pertengahan Mei, Warga Diminta Jaga Stamina
Menurut WMO (World Meteorological Organization), Gelombang Panas atau dikenal dengan "Heatwave" merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut.
Saat itu, suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.
Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.
Ibnu mengatakan, sesuai dengan rilis BMKG pusat, fenomena suhu udara terik pada siang hari tersebut dipicu beberapa hal.
Pertama, posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.
Dimana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.
Kedua, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi, sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.
Baca juga: Suhu Panas di Wilayah Indonesia, Apa Penyebabnya dan Sampai Kapan?