Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perayaan Waisak 2566 Akan Dipusatkan di Candi Borobudur

Kompas.com - 29/04/2022, 12:06 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengajak umat Buddha yang tergabung dalam Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) untuk terlibat aktif dalam penataan Candi Borobudur dan fasilitasnya.

Terlebih selepas penandatanganan nota kesepakatan 4 Menteri dan 2 Gubernur 11 Februari 2022 tentang Candi Borobudur sebagai pusat ibadah umat Buddha Indonesia dan dunia.

Hal itu disampaikan Sandi dalam dialog virtual dengan Panitia Waisak Nasional 2566 BE, Kamis (28/4/2022).

Baca juga: Wapres Maruf Amin dan Ganjar Turun Gunung Pastikan Kesiapan Wisata Borobudur Jelang Lebaran 2022

Kegiatan tersebut diikuti oleh Ketua Dewan Pengawas DPP WALUBI Murdaya Widyawimarta Poo dan Ketua Vidyaka Sabha DPP WALUBI Maha Bhiksu Dutavira Mahasthavira.

"Kami ingin mengajak WALUBI ikut dalam pembahasan tentang penataan Candi Borobudur juga fasilitas di sekitarnya, seperti penataan gerbang masuk Borobudur, penataan Balkondes, termasuk saat ini pemerintah juga tengah menyiapkan jalan tol dari bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA)," jelas Sandi, dalam keterangan pers tertulis yang diterima Kamis (28/4/2022) sore.

Sebagai informasi, rangkaian kegiatan perayaan Waisak 2566 BE akan kembali akan dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, setelah dua tahun tidak digelar akibat pandemi Covid-19.

Tahun 2022 ini, tema Waisak Nasional adalah "Jalan Kebijaksanaan Menuju Kebahagiaan Sejati", sub-tema "Marilah Kita Mengaktualisasikan Ajaran Luhur Sang Buddha dalam Kehiduoan Sehari-hari, Menuju Pencerahan Sempurna Tiada Batasnya".

Baca juga: Harga Tiket dan Jadwal Damri dari Yogyakarta ke Borobudur serta Rute

Ketua Umum DPP WALUBI Siti Hartati Murdaya menjelaskan, tema dan sub-tema tersebut bermaksud untuk mengajak umat Buddha saling bersatu melakukan perbuatan baik penuh amal dan kebajikan.

"Kemudian umat Buddha ikut memajukan keluhuran diri masing-masing, bahagia dengan buah karma baik dan keberuntungan baik sepanjang masa. Serta tercipta pula moderasi beragama di masa sekarang," ungkap Murdaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com