Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isak Tangis Ibunda Tersangka Kasus Pemukulan Saat Anaknya Dibebaskan dari Tuntutan: Terima Kasih Pak, Kami Masih Bisa Berkumpul di Hari Lebaran

Kompas.com - 27/04/2022, 13:37 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Air mata ibunda Zulkifli alias Zul Bin Wahyudin, tersangka kasus pemukulan temannya, tidak terbendung saat mendengar bahwa anaknya bebas dari tuntutan.

Tatapannya mengiba dan penuh ungkapan terima kasih kepada para jaksa penuntut. Isakannya terdengar nyaring dan berulang kali ia mengusap air matanya dengan kerudungnya.

"Terima kasih Pak, anak saya dibebaskan. Kami masih bisa berkumpul sama-sama untuk berlebaran," ucapnya, menahan sesak di dada akibat haru dan gembira yang bercampur.

Baca juga: Keributan di Parkiran Jogja City Mall, Ada Pemukulan dan Berujung Laporan Polisi

Ucapan wanita tersebut, langsung disambut dengan sungkem dari anaknya. Zulkifli kemudian bersimpuh, berlutut di hadapan ibundanya dan mencium kedua tangannya sebagai luapan emosi dan perasaan yang tertahan selama ini.

Setelah itu, Zulkifli segera merangkul Dedi yang juga teman akrabnya. Zulkifli mengucap maaf sekaligus berterima kasih atas kelapangan hati Dedi yang bersedia memaafkannya.

Kajari Nunukan, Yudhi Prihastoro mengatakan, Zulkifli alias Zul Bin Wahyudin (21), warga Jalan Sei Jepun Kelurahan Mansapa Nunukan Selatan, merupakan karyawan toko fotokopi.

Ia menjadi tersangka kasus pemukulan terhadap temannya, yang terjadi 9 Maret 2022. "Zulkifli didakwa dengan Pasal 351 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana 5 tahun penjara," ujarnya, Rabu (27/4/2022).

Kronologis kasus

Peristiwa pemukulan dimulai saat ada pesta pernikahan temannya. Saat itu, Dedi yang merupakan korban yang sekaligus teman akrabnya, mengajaknya untuk membeli tuak (sejenis minuman keras).

Baca juga: Anggota Organisasi Relawan Anies Dituding Provokasi Pemukulan Ade Armando, Ketum: Simpatisan Saja

Dedy yang sudah mabuk, masih ingin minum, sehingga terus memaksa Zulkifli agar mengantarnya membeli minuman.

"Tersangka dan korban adalah teman satu kampung dan akrab. Sebenarnya Zulkifli ini anaknya tidak suka minum, namun tetap mau diajak menemani beli minuman karena takut terjadi apa-apa di jalan jika Dedy dibiarkan sendiri naik kendaraan dalam kondisi mabuk," ujarnya,.

Namun Dedi seakan belum puas jika Zulkifli tidak ikut minum tuak. Ia pun terus memaksa agar Zulkifli minum dengan ucapan provokatif yang memancing emosi Zulkifli.

Tidak tahan dengan ucapan Dedi, Zulkifli akhirnya memukul wajah Dedi sampai terjatuh.

"Dia masih memberikan dua pukulan lagi ke wajah korban. Karena di jarinya ada cincin batu akik, luka di wajah korban lumayan parah," katanya.

Dari hasil Visum et Repertum yang dikeluarkan dr Okky Indrasari di RSUD Nunukan, Dedi mengalami robek di bagian dahi dan hidung. Lebam bagian mata kiri, serta robek di bagian telinga kanan.

Baca juga: Disebut Pelaku Pemukulan Ade Armando, Budi: Saya Malah Enggak Tahu Ada Demonstrasi di Jakarta

Dedi harus menjalani rawat jalan dengan biaya perawatan dan penyembuhan sekitar Rp 2 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com