Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Pacul Sindir Seorang Pemimpin yang Bikin Konten: Sekarang Dihack, Barang E Ilang Sak Iki

Kompas.com - 27/04/2022, 13:07 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Tengah, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul meminta masyarakat lebih jeli untuk memilih pemimpin atau calon Presiden 2024 mendatang.

Bambang yang juga politisi PDI-P ini beranggapan, saat ini masyarakat lebih mementingkan konten media sosial (medsos) daripada track record atau latar belakang kinerja dari bakal pemimpin.

Ia kemudian mencontohkan seorang pemimpin modal konten, saat ini kehilangan konten media sosial. Saat ditanya siapa pemimpin itu, Bambang enggan menyebutkan namanya.

Baca juga: Bambang Pacul soal Pilihan Calon Presiden 2024: Modal Konten Medsos, Nanti Susah kayak Ukraina

"Track recordnya, bikin konten. Mangan di pinggir kucing (makan dengan kucing). ah sekarang bisa di cek akun YouTube e. Sekarang dihack, barang e ilang sak iki (akunnya hilang sekarang), hilang, siapa tahu bisa kembali," kata Bambang Pacul saat di Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/4/2022).

Diketahui, konten makan di dekat kucing itu pernah dibuat oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan akun YouTube sedang diretas juga mengarah ke Ganjar Pranowo.

Menurut Bambang, dari hasil pencarian rekam jejak itu, maka masyarakat bisa melihat integritas, kompetensi, dan kapasitas seorang tokoh.

"Karena track record itu muncul tiga hal, yakni karakter (integritas) kalau ceria benar tidak. Yang kedua kompetensi, dan ketiga cc atau kapasitas, dia itu cerdas tidak. Menarik tapi cc-nya rendah itu sulit," ujarnya.

Bahkan, Bambang mengatakan jika masyarakat hanya memilih pemimpin dengan dasar media sosial atau yang ditampilkan di media sosial. Indonesia bakal, senasib dengan Ukrania.

"Akibat yang diciptakan oleh sosmed seperti yang di Ukraina itu (presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky). Orangnya (Zelensky) terlihat, tapi ketika ada masalah kendadapan (kaget)," katanya.

"Masak kita mau punya presiden kayak gitu. Masak kita pilih presiden cuma bikin konten, susah nanti. Ini masalah republik besar sekali, kita butuh pemimpin yang kapasitasnya kuat, kompetensi dan integritasnya tinggi," tegasnya.

Setelah menyindir sosok pemimpin yang mengarah ke Ganjar Pranowo, Bambang Pacul kemudian memuji-muji Puan Maharani, dengan track record jabatannya.

"Puan Maharani is solusi, datang membawa solusi. Ini track record. (Puan Maharani) masuk ke Solo 2007, pencalonan 2009, dia turun ke lapangan, ke tempat PSK, orang berpenyakit kusta," kata dia

"Tahun 2009, (Puan) dapat suara 243.500, masuk di DPR. Selama 2,5 tahun jadi ketua fraksi. Di 2014, dapat 369.973 naik, tapi masih urutan dua. Masuk Menko PMK, dikoordinir, nggak ada keributan kayak sekarang. Tempur lagi, juara 1 sekarang 404.034 suara," jelas Bambang.

Baca juga: Elektabilitas Gibran di Jawa Tengah Tinggi, Bambang Pacul: Masih Panjang, Politik Dinamis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com