KOMPAS.com - Setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Hari Kartini 2022 jatuh pada hari Kamis.
Penetapan Hari Kartini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No 108 Tahun 1964 yang ditanda tangani pada tanggal 2 Mei 1964.
Dalam keputusan tersebut juga memuat penetapan RA Kartini sebagai Pahlawan Nasional.
RA Kartini merupakan tokoh emansipasi perempuan.
Namun, ia juga menyukai seni serta berjuang memajukan kehidupan para seniman ukir Jepara.
Ukiran merupakan salah satu kesenian yang digemari RA Kartini.
Baca juga: Kisah Kartini dalam Pingitan, Gagal Sekolah ke Belanda hingga Memutuskan Menikah
Dalam memperjuangkan pengrajian ukiran di Jepara, RA Kartini pernah menulis prosa berjudul Vergeten Uithoekje atau Pojok yang Dilupakan.
Prosa tersebut menceritakan tentang tanah kelahirannya yang memiliki banyak seniman pengukir, namun hasil kerjanya tidak menapatkan penghargaan berarti.
Untuk memajukan ukiran di Jepara, RA kartini menghubungi orang Belanda di Semarang dan Batavia.
Selain itu, ia juga menghubungi Oost en West, asosiasi kerajinan di Hindia untuk ikut membantu mempromosikan produk kerajinan seni ukir Jepara, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Dari sisi pengrajin, RA Kartini ikut mensupervisi pengrajin dalam membuat berbagai furnitur dan kerajinan untuk pasar Semarang, Batavia, bahkan Belanda.
RA Kartini juga mengirimkan hadiah ualng tahun keada Ratu Wilhelmina, orang nomor satu di negeri Belanda saat memasuki usia 24 tahun.
Berawal dari pameran di Den Haag, Belanda, pada tahun 1898, pameran tersebut menampilkan karya ukir Kartini bersama dua adiknya, yaitu Roekmini, dan Kardinah.
Baca juga: Silsilah RA Kartini dan Alasan yang Membuatnya Dipanggil “Ndoro” oleh Ibu Kandungnya
Mereka mengembangkan karya ukir motif Gayor Gong Senen, rumah tua pegawai di Jepara, masjid dan makam mantingan, serta wayang.
Tanpa disangka, pameran tersebut mengundang decak kagum orang Belanda termasuk Ratu Wilhelmina.
Setelah pameran, Kartini, Roekmini, dan Kardinah dikenal dengan sebutan Klaverblad van Jepara (Daun Semanggi dari Jepara).
Pameran menjadi jalan bangkitnya seni ukir di Jepara. Banyak orang-orang Belanda yang memesan ukiran di Jepara.
Bahkan Oost en West, menunjuk Kartini dan kedua adiknya sebagai agen resmi pembelian kriya di Jepara.
Sumber:
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
https://indonesia.go.id/ragam