SEMARANG, KOMPAS.com - Sejumlah Komunitas Sketch di Semarang menyeket bersama sambil ngabuburit di sepanjang Halaman Rektorat Kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Minggu (10/4/2022) sore.
Agenda tersebut berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Seni Arsitektur Islam (ISAI) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM) UIN Walisongo Semarang.
Kegiatan menyeket ini diikuti tujuh komunitas seni seperti Gold Pencil, Pakarti, arsiSKETur Indonesia, Semarang Sketchwalk, Komunitas Raden Saleh, Syndicate, dan Kolcai Kota Semarang terlihat antusias meramaikan kegiatan Sketbuk (Nyeket Arsitektur di bulan berkah).
Baca juga: Cara Buat Hasil Gambar Anak Bisa Bergerak dengan Sketch Metademolab
Ketua Panitia Sketbuk, Muhammad Abdul Hapis Damanik mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk saling berkolaborasi dan bersilaturahmi antar pegiat seni di Semarang.
"Karena kami masih mahasiswa, ini menjadi kesempatan kami untuk menjalin silaturahmi dengan senior-senior di bidang seni," jelas Hapis kepada Kompas.com, Minggu (10/4/2022).
Menurut dia, selain bersilaturahmi, Sketbuk menjadi ajang mengasah kembali kemampuan menyeket atau menggambar para pegiat seni.
Kegiatan yang dihadiri oleh kurang lebih 100 partisipan ini sengaja digelar di sepanjang Gedung Rektorat Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, lantaran view dan porporsi gedung yang memadai.
Lebih jelas Hapis mengungkapkan, setelah menyeket, kegiatan Sketbuk akan dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
"Jadi kita ngabuburit bareng, gambar bareng juga buka bersama" tutur dia.
Baca juga: Mengikuti Jejak S Sudjojono Lewat Workshop Sketsa Sketch Like Sudjojono di Tumurun Private Museum
Salah satu partisipan, Lala menyebutkan jika kegiatan Sketbuk ini mengusung konsep yang berbeda dari tahun sebelumnya.
Menurut dia, kehadiran komunitas seni dalam meramaikan kegiatan Sketbuk menjadi daya tarik tersendiri.
"Kesini sebagai bentuk kontribusi ke jurusan. Karena tahun kemarin saya yang jadi panitia kegiatan ini, tapi yang tahun ini lebih menarik karena bisa offline," tutur mahasiswi ISAI semester 6 itu.
Sementara itu, Ketua Komunitas arsiSKETur Indonesia, Bagas sangat mengapresiasi adanya kegiatan Sketbuk ini.
Menurut Bagas, perkembangan zaman yang dikuasai digital sangat mempengaruhi eksistensi seni sketsa saat ini.
Baca juga: Sinopsis A Black Lady Sketch Show, Kritik Sosial Berbalut Komedi
Dengan digelarnya kegiatan ini, maka seni sketsa akan terus terjaga dan tumbuh generasi penerus.
"Makin lama, seni sketsa makin pudar. Kami senang sekali bisa diikutsertakan, apalagi bertemu anak-anak muda. Jadi terlihat, jika masih ada regenerasi," kata Bagas.
Selain itu, Bagas juga membuka pintu selebar-lebarnya jika anak-anak muda ingin belajar mengenai seni dan arsitektur dengan komunitas yang dipimpinnya.
"Mereka harus bergaul dengan senior-senior, nanti ketika mereka lulus dari sini, pasti pengalaman senior bisa berguna. Karena diluar dari teori pelajaran," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.