SEMARANG, KOMPAS.com - Riuh suara anak-anak saling menyapa sembari menata posisi duduk membentuk lingkaran terdengar di serambi Masjid Jami Jomblang, Candisari, Kota Semarang, Jumat (8/4/2022) sore.
Berpakaian rapi, bersarung dan berkerudung. Anak-anak itu dengan khidmat mendengarkan kajian dari seorang ustaz.
Tak hanya anak-anak, satu per satu orang dewasa berdatangan dan berjalan menuju serambi masjid.
Para pengendara ojek juga mulai memarkir rapi kendaraannya di halaman masjid, mereka ikut menyimak kajian sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Masyarakat yang hidup di sekitar Masjid Jami Jomblang, tepatnya terletak di Jalan Jomblang Barat, Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah, telah menjadikan kajian sore sebelum berbuka puasa sebagai tradisi setiap Ramadhan.
Tepat pukul 17.42 WIB azan maghrib berkumandang, mereka lalu membatalkan puasa secara bersama-bersama.
Masyarakat Jomblang Barat menamai tradisi tersebut dengan sebutan tradisi jaburan.
Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Semarang Hari Ini, 10 April 2022
Seorang warga asli Jomblang, Mashud menuturkan, tradisi jaburan sudah ada sejak Masjid Jami Jomblang berdiri pada 1933.
Masyarakat Jomblang pun terus bekerja sama melestarikan tradisi tersebut.
“Dulu sejak saya kecil tahun 1975 sudah ada. Bahkan, lama sebelum itu mungkin juga sudah lahir tradisi Jaburan,” jelas Mashud kepada Kompas.com, Jumat (8/4/2022) sore.
Masyarakat Jomblang menyebut tradisi jaburan sebagai sesuatu yang dimakan secara bersama-sama. Mereka membatalkan puasa secara bersama-sama di masjid saat Ramadhan.
Tradisi jaburan diawali dengan pembacaan asmaul husna, dilanjutkan dengan kajian singkat oleh ustaz. Kemudian ditutup dengan berbuka puasa bersama.
Lebih jelas, Mashud mengatakan, minuman, makanan ringan, hingga makanan berat, yang disajikan di Masjid Jami Jomblang berasal dari warga setempat. Secara bergiliran, mereka memberikan menu berbuka puasa.
“Karena masyarakat sudah biasa, tanpa dikasih jadwal, mereka sudah lebih dulu menawarkan diri untuk memberi,” tutur Mashud.