SERANG, KOMPAS.com - Polres Serang berhasil mengetahui identitas orangtua yang tega menelantarkan dua anak balitanya di depan PT CBS di Kawasan Modern Cikande, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, Banten pada Minggu (3/4/2022) lalu.
"Untuk identitas orangtua kedua anak ini sudah kita ketahui, kita sedang mendalami motifnya," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Serang AKP Dedi Mirza saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (8/4/2022).
Baca juga: Polisi Buru Orangtua 2 Balita yang Ditelantarkan di Kawasan Industri Serang Banten
Terkait ayah biologis dari kedua balita yang masih berumur 9 bulan dan 3 tahun, Dedi belum bisa memastikan apakah warga negara asing (WNA) atau bukan.
Namun, melihat dari fisik kedua anaknya memang ada keturunan China.
"Masih kita dalami soal terkait siapa ayah biologisnya. Apakah kaitan ayahnya ini WNA atau WNI kami belum bisa pastikan, karena takutnya keturunan China tapi warga indonesia," ujar Dedi.
Berdasarkan informasi dari saksi, lanjut Dedi, ayah dari kedua anak itu bekerja di PT CBS di mana lokasi pertama kali ditemukan. Sedangkan ibunya tinggal di Kota Cilegon.
"Sementara informasi kita dapat iya (bekerja di PT CBS), untuk ibunya berpindah pindah-pindah tempat tinggalnya. Sekarang tinggal di daerah Jombang, Cilegon," ungkap Dedi.
Dedi memastikan, kedua anak masih berada di rumah aman milik Dinas Sosial Kabupaten Serang dan tidak benar bahwa ada informasi di media sosial kedua anak sudah dijemput orangtuanya.
"Belum dijemput masih dirawat, dibawah pengampuan Dinas Sosial," kata Dedi.
Baca juga: Begini Kondisi Dua Balita yang Diduga Dibuang Orangtuanya di Kawasan Industri Cikande
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Serang Subur Prianto memastikan kedua anak masih dalam perawatan tim pekerja sosial di rumah aman.
"Kondisinya sehat, masih dalam pengawasan dan perawatan Dinsos. Tidak benar sudah dijemput orangtuanya," kata Subur.
Subur juga telah menyiapkan psikolog dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Permpuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Serang.
"Pendampingan dari Dinsos, kita punya peksos profesional. Kalau psikolog nanti jika diperlukan ada daru P2TP2A," ujar Subur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.